Banjarmasin (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Zainal Hakim meminta keamanan rumah singgah Baiman harus ditingkatkan menindaklanjuti kasus penemuan mayat di rumah sosial milik pemerintah kota tersebut.

Zainal Hakim saat di gedung dewan kota, Jumat, menyayangkan sampai ada mayat tanpa identitas ditemukan di areal rumah singgah yang berlokasi di Jalan Gubernur Subardjo, Basirih wilayah Banjarmasin Selatan pada Senin (21/2).

"Apalagi dinyatakan bukan dari penghuni rumah singgah tersebut, artinya bagaimana sampai lolos masuk. Pertanyaannya, keamanannya bagaimana," ujar politisi PKB tersebut.

Untuk kasus penemuan mayat yang diduga sudah cukup lama meninggalnya, karena kondisinya sudah kurang utuh lagi sudah ditangani pihak kepolisian.

Baca juga: Bangka Barat siapkan rumah singgah pasien di Jakarta dan Palembang

Baca juga: Mensos beri bantuan anak-anak penderita penyakit berat di Sunter


"Tapi ini jadi pelajaran bagi pemerintah kota bahwa keamanan di sana harus dengan tingkat yang bagus," tuturnya.

Bahkan disarankan Zainal Hakim untuk membangun pagar yang tinggi mengelilingi areal rumah singgah tersebut, hingga tidak mudah ditembus oleh orang luar yang tidak berkepentingan.

"Setiap sudutnya dipasang CCTV, hingga dapat dikontrol semua aktivitas di dalam sana," bebernya.

Zainal Hakim menyampaikan pernah ada pembahasan terkait peningkatan sarana dan prasarana di rumah singgah di komisinya dengan dinas sosial, namun tidak terlalu intens.

"Ada keinginan itu dianggarkan, tapi entah mengapa hingga sampai sekarang tidak terealisasi," paparnya.

Zainal Hakim mengatakan, komisinya berencana akan melakukan kunjungan ke rumah singgah tersebut, sehingga dapat direncanakan pembenahannya pada APBD perubahan atau tahun depan.

Dia pun bercerita bagaimana pengelolaan rumah singgah di Kota Depok, di sana dinamakan rumah perlindungan sosial, di mana pengelolaan dan pengamanannya sangat bagus.

"Saat kita kunjungan kerja ke sana, di sana itu pelayanan untuk membina orang-orang terjaring razia sosial ada standarnya, hingga ada upaya agar mereka mandiri tidak lagi ke jalan jadi gelandangan, pengemis, atau anak jalanan," paparnya.

Di rumah singgah di Kota Banjarmasin ini, penghuninya lebih banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), hingga pelayanannya harus ekstra.

"Memang pembinaan, pelayanan, keamanan dan gizi bagi orang tinggal di sana harus diperhatikan betul," tuturnya.

Sebagaimana diberitakan pada Senin (21/2), geger penemuan mayat di kolong bangunan rumah singgah, kasus ini ditangani kepolisian, di mana pihak Dinsos Banjarmasin memastikan bukan penghuni rumah singgah Baiman tersebut.*

Baca juga: Pemprov Kepri apresiasi AP II bangun rumah singgah bagi korban KDRT

Baca juga: Ketua Umum Bhayangkari apresiasi Bripka Nur Ali kelola rumah singgah

Pewarta: Sukarli
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022