Jombang (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan (Menko Kesra), Agung Laksono, meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya renovasi komplek makam Presiden Republik Indonesia periode 1999-2001, KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

"Semoga peletakkan batu pertama ini bisa menjadi awal yang baik untuk proses renovasi makam Gus Dur ini," katanya, Minggu.

Ia mengemukakan, proses pembangunan makam tokoh nasional berjulukan Guru Bangsa tersebut di mulai sekitar setahun yang lalu.

"Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pulang dari luar negeri, dan setelah itu saya dipanggil Preseiden terkait dengan rencana renovasi makam tersebut," katanya.

Dalam pertemuan itu, kata dia, Presiden meminta supaya makam Gus Dur direnovasi.

"Saya kemudian menghubungi keluarga Gus Dur, yakni KH Salahuddin Wahid selaku pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, dan Yenni Wahid. Intinya mereka setuju dengan pembangunan tersebut," katanya.

Hanya saja, kata dia, ada permintaan dari keluarga Gus Dur agar makam tersebut tidak dibangun secara berlebihan.

Alasanya, lanjut dia, dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU) pembangunan makam secara berlebihan itu tidak diperbolehkan.

"Akhirnya disepakati kalau yang dibangun secara optimal adalah lingkungan sekitarnya. Bukan makamnya," katanya.

Pembangunan sekitar makam yang dimaksud seperti pembangunan lahan parkir, toilet, museum dan tempat penjualan suvenir.

Intinya, pembangunan itu diharapkan bisa membangkitkan industri pariwisata yang kemudian mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.

"Masyarakat sekitar bisa mendapatkan keuntungan dari makam itu dan peziarah bisa mendapatkan ke-nyamanan dalam berziarah," kata Agung menambahkan.

Sementara itu, Sholahudin Wahid mengatakan, tidak akan ada perubahan sedikit pun pada makam kakaknya tersebut.

Makam itu tetap beratap langit atau tanpa atap yang dibuat secara khusus.

"Renovasi itu untuk fasilitas pendukung, bukan komplek makam di mana Gus Dur dikebumikan," katanya.

Gus Solah mendukung adanya upaya peningkatan fasilitas di sekitar makam Gus Dur itu. Karena, hal itu memang harus segera dilakukan mengingat jumlah peziarah terus meningkat.

Pada peletakan batu pertama renovasi komplek makam Gus Dur itu sendiri dilakukan secara bergantian. Pertama kali adalah Menko Kesra Agung Laksono, setelah itu Gus Solah, kemudian Yenni Wahid, dan yang terakhir bupati Jombang Suyanto. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011