Saya sendiri tadi sudah memperingatkan anak-anak ini agar demonya jangan sampai rusuh, tetapi entah kenapa bisa terjadi seperti ini
Palu (ANTARA News) - Salah seorang korban tembak dalam kerusuhan di Pulau Tiaka, lokasi pengeboran minyak JOB Pertamina-Medco E&P Tomori di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bernama Andre M. Sondeng (25) kini dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk, Kabupaten Banggai.

Korban yang merupakan warga Desa Kolo Bawah, Kecamatan Mamosalato itu, tiba di RSUD Luwuk sekitar pukul 21.30 WITA setelah menempuh perjalanan darat dari daerah Mamosalato, Kabupaten Morowali, selama sekitar empat jam.

Wartawan dilarang mendekati korban yang kini masih tergeletak di ruang instalasi gawat darurat (IGD), namun paman korban bernama Rahman mengaku bahwa kondiri Andre kritis.

"Dia tertembak di dada sebelah kanan dan peluru masih bersarang di dalam dada. Andre ditembak saat dia sudah ada di atas perahu dan hendak meninggalkan Tiaka," ujar Rahman.

Rahman mengatakan bahwa Andre tertembak sekitar pukul 15.00 WITA di Pulau Tiaka saat massa yang berjumlah sekitar 100 orang terlibat bentrok dengan polisi yang mengamankan kawasan pengeboran minyak tersebut.

"Saya sendiri tadi sudah memperingatkan anak-anak ini agar demonya jangan sampai rusuh, tetapi entah kenapa bisa terjadi seperti ini," ujar Rahman melalui saluran telepon.

Rahman juga membenarkan bahwa Andre yang kini adalah mahasiswa pascasarjana Universitas Gajah Mada itu merupakan koordinator lapangan aksi demo.

Menurut Rahman, demo itu dilakukan sejak Minggu dimana sekitar 100 warga datang ke Pulau Tiaka menggunakan dua buah perahu bermotor (jolor) dan ingin bertemu dengan pimpinan JOB Pertamina-Medco E&P Tomori namun tidak bisa bertemu.

Karena itu, aksi demo itu diulang lagi pada Senin (22/8), dimana dua jolor membawa lagi sekitar 100 orang ke Tiaka untuk bertemu pihak investor guna menyampaikan tuntutan agar perusahaan segera memenuhi tuntutan warga yang sudah bertahun-tahun dijanjikan namun tidak pernah direalisasikan.

"Saya tidak tahu bagaimana ceriteranya hingga terjadi bentrok yang menyebabkan polisi melepas tembakan," ujarnya.

Kapolres Morowali AKBP Suhirman yang dihubungi terpisah mengatakan bahwa warga yang datang ke Tiaka membawa senjata tajam berupa parang, tombak, clurit dan bom molotov lalu merusak bangunan kantor dan seluruh fasilitas investor.

"Masa telah diajak untuk kompromi dan tidak melakukan tindakan anarkisme karena sangat berbahaya namun menolak, bahkan massa melempari sumur minyak dengan bom molotov padahal sumur itu mengandung zat kimia berbahaya karena mengandung racun yang sangat tinggi yakni H2S," ujarnya.

Kapolres Suhirman membenarkan bahwa polisi terpaksa melepaskan tembakan untuk menghentikan aksi mereka yang amat berbahaya itu sehingga menyebabkan seorang meninggal dunia dan empat lainnya luka-luka, namun ia belum merinci nama-nama para korban.

Tiaka adalah sebuah lokasi pengeboran minyak lepas pantai JOB Pertamina-Medco yang terletak sekitar 30 menit menggunakan perahu bermotor dari Pandauke, Ibu kota Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali.

Kecamatan Mamosalato ini berbatasan dengan Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai sehingga akses perhubungan darat lebih lancar ke Luwuk, Ibu kota Kabupaten Banggai ketimbang ke Bungku, Ibu kota Kabupaten Morowali. Jarak Mamosalato ke Luwuk sekitar 150 kilometer.
(ANT-107*R007)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011