New York (ANTARA News) - Harga minyak naik pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), terangkat oleh keuntungan di pasar keuangan atas harapan stimulus baru ekonomi AS dan karena pedagang memantau krisis di negara kaya minyak Libya.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 1,02 dolar AS menjadi ditutup pada 85,44 dolar AS per barel.

Dalam perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober menetap di 109,31 dolar AS per barel, naik 95 sen dari penutupan Senin.

Investor tampaknya optimistis bahwa Ketua Federal Reserve AS Ben Bernanke akan mengungkapkan langkah baru untuk memulai mendorong ekonomi yang melambat dalam pidatonya pada Jumat, lapor AFP.

"Minyak mendapatkan tawaran di sini dalam beberapa hari terakhir," ujar Rich Ilczyszyn, dari MF Global.

Dia mengatakan bahwa harga mendapat dukungan dari melemahnya dolar, lebih baik dari perkiraan data manufaktur China dan janji Fed bulan ini untuk mempertahankan  tingkat suku bunga ultra-rendah selama dua tahun lagi.

"Kami juga menunggu pernyataan (Bernanke) pada Jumat, dan saya pikir komoditas menghargakan dalam beberapa kebijakan pintu terbuka untuk kemungkinan beberapa jenis pelonggaran kuantitatif, atau pembelian obligasi oleh bank sentral."

Spekulasi bahwa Fed bisa memulai pelonggaran kuantitatif babak ketiga, setelah mengakhiri program  QE2 senilai 600 miliar dolar AS  pada Juni, menekan dolar. Sebuah dolar lemah membantu membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih menarik bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat.

Minyak juga diuntungkan dari rebound di pasar ekuitas karena kekhawatiran sedikit berkurang tentang masalah utang AS dan Eropa serta ekonomi global yang lesu.

"Kami memiliki sedikit stabilisasi dalam perekonomian global," kata Tom Bentz, di BNP Paribas. "Setidaknya berita buruk telah berkurang selama beberapa hari, sehingga pasar mengambil yang positif."

Di Libya, di mana pemberontak merebut kamp Moamer Kadhafi pada Selasa tapi pertempuran terus berlangsung, Bentz mengatakan pasar percaya "tak lama lagi rezim Kadafi akan jatuh."

"Keyakinan itu adalah bahwa Anda akan melihat kembali lebih banyak minyak mentah Libya di pasar, mungkin dalam beberapa bulan." (A026/A027/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011