Saat terjadi bencana anak-anak kerap menjadi korban terbanyak
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nahar menjelaskan pentingnya edukasi kebencanaan bagi anak sebagai upaya untuk mengurangi risiko dampak bencana pada anak.

"Edukasi kebencanaan adalah sebuah keniscayaan. Bencana bisa datang kapan saja dan menimpa siapa saja dan sulit diprediksi kapan terjadinya," kata Nahar dalam acara webinar Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana yang diikuti di Jakarta, Senin.

Menurut dia anak-anak kerap menjadi korban bencana karena ketidakmampuan mereka dalam menyelamatkan diri dan minim-nya pengetahuan mereka dalam menghadapi bencana.

"Saat terjadi bencana anak-anak kerap menjadi korban terbanyak karena ketidakmampuan mereka menyelamatkan diri dan pengalaman menghadapi bencana yang minim," kata Nahar.

Baca juga: Pendidikan kebencanaan untuk PAUD dimulai tahun ini

Baca juga: Menko PMK minta kurikulum pendidikan kebencanaan segera diajarkan


Padahal Indonesia terletak dalam wilayah yang rawan bencana sehingga pemberian edukasi kebencanaan merupakan hal yang penting.

Dia mengatakan edukasi kebencanaan dapat diberikan di sekolah yang berisi tentang cara untuk menyelamatkan diri dan menghindari kecelakaan saat terjadi bencana.

Selain risiko trauma fisik, anak-anak juga rentan mengalami trauma akibat hilangnya orang yang dicintai atau menyaksikan kejadian bencana alam yang dapat mengganggu perkembangan anak.

"Pengalaman traumatis akibat hilangnya orang yang dicintai atau menyaksikan kejadian yang mengerikan seperti bencana alam dapat menyebabkan trauma yang dapat mengganggu perkembangan fisik, sosial dan mental anak," imbuhnya.

Selain itu, anak juga rentan menjadi korban tindak pidana eksploitasi, penculikan, kekerasan dan perdagangan orang akibat hilangnya pengasuhan orang tua.

Oleh karena itu, perlu partisipasi semua pihak untuk menangani anak-anak pada situasi darurat bencana dalam bentuk memberikan layanan untuk memenuhi hak anak.

"Pendekatan ini menekankan pada partisipasi semua pemangku kepentingan dari unsur negara, orang tua, keluarga dan masyarakat dalam penanganan anak di situasi darurat," tambah Nahar.

Baca juga: PMI ajak akademisi perkuat pendidikan kebencanaan

Baca juga: Kemendikbud siapkan lima bahan ajar pendidikan kebencanaan untuk PAUD


 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022