- White paper terbaru SWIFT berpendapat bahwa solusi kolaborasi diperlukan untuk menyelesaikan masalah data yang mendasar dan untuk dapat memenuhi peraturan terkait manajemen risiko likuiditas

     Brussels, 25 Agustus 2011 (ANTARA) - Permasalahan manajemen data terus menghambat keberhasilan pengembangan strategi manajemen risiko likuiditas yang efektif - menurut white paper terbaru yang dikeluarkan SWIFT, yang merupakan organisasi penyedia pesan keuangan untuk lebih dari 9.700 lembaga keuangan dan perusahaan di 209 negara, bahwa sebagian besar isu-isu ini hanya bisa diselesaikan melalui solusi kolaboratif.

     Temuan white paper yang berjudul "Managing liquidity risk: Collaborative solutions to improve position management and analytics" (Mengelola risiko likuiditas: solusi kolaboratif untuk meningkatkan analisa dan posisi manajemen) diperoleh berdasarkan hasil survei pasar yang dilakukan oleh SWIFT secara mendalam atas 40 manajer kas, manajer likuiditas dan manajer risiko pada lembaga keuangan di seluruh dunia.

     Para responden riset mengidentifikasi ada enam tantangan utama manajemen data yang harus diatasi untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen agar sukses dalam mengelola risiko likuiditas dan untuk dapat memenuhi persyaratan peraturan di wilayah ini.

     Meningkatkan manajemen risiko likuiditas memerlukan sebuah dashboard dan analisa - yang mana keduanya memerlukan data. Pengelolaan likuiditas intraday merupakan bagian integral dari strategi manajemen risiko likuiditas yang baik, sebab minimnya data intraday dapat menyebabkan keterlambatan dalam mengidentifikasi kesenjangan antara posisi perkiraan arus masuk dan keluar dengan posisi yang sebenarnya. Kesenjangan tersebut dapat menyebabkan terjadinya biaya keuangan yang cukup besar sebagai akibat dari over-kolateral, biaya kredit, biaya pendanaan, biaya overdraft, dan buffer likuiditas yang lebih besar. Jadi, dengan berinvestasi dalam manajemen likuiditas yang real-time tidak saja berarti dapat mematuhi peraturan dan mitigasi risiko: melakukan hal tersebut bahkan dapat menghemat uang bank secara nyata.

     Responden survei menunjukkan bahwa mereka merasakan kekurangan dalam hal-hal berikut:

     - melihat gambaran posisi kas intraday dalam berbagai mata uang (93%);
     - analisa dan intelijen bisnis untuk risiko likuiditas yang siap pakai (91%);
     - fungsi manajemen kolateral dan kas interaktif dalam infrastruktur pembayaran (89%);
     - kemampuan untuk membuat posisi perkiraan (88%);
     - gambaran posisi agunan intraday termasuk margin call (88%); dan
     - kemampuan untuk mengelola serta melaporkan posisi likuiditas di perusahaan pada jangkauan yang lebih luas (82%)

     Sebelumnya, SWIFT telah mengidentifikasi dan menelusuri kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam white paper yang dikeluarkan pada bulan Maret 2010 yang lalu, berjudul "Managing liquidity risk in a changed and global world" dan selanjutnya lagi melalui hasil survei pasar yang dilakukan pada bulan Juni 2010, berjudul "Managing liquidity risk: industry pain points and SWIFT solutions". Namun, white paper yang baru saja dikeluarkan tetap saja mengungkapkan permasalahan yang sama.

     Kabar baiknya, hasil survei kali ini responden survei juga mengidentifikasi lima prioritas utama perkembangan kolaboratif yang akan mengatasi tantangan ini. Beberapa bahkan dapat diterapkan dalam jangka waktu relatif singkat, yaitu:

     1. praktek industri terbaik untuk pelaporan kas intraday;
     2. standar pelaporan umum dan pemantauan likuiditas dan standar kontrol untuk digunakan dalam sistem pembayaran bernilai besar;
     3. solusi margin call standar untuk mendukung implementasi penyediaan data harian dalam aplikasi manajemen likuiditas;
     4. praktek industri terbaik untuk pelaporan kolateral untuk tujuan manajemen likuiditas; dan,
     5. platform pusat "payment tracker/adviser" yang dapat menyediakan gambaran status-status transaksi.

     Luc Meurant, Head of Banking, Supply Chain and Corporate Markets di SWIFT, mengatakan: "Tekanan bisnis serta peraturan untuk lembaga keuangan agar meningkatkan manajemen risiko likuiditas mereka tidak dapat diabaikan begitu saja. Industri harus segera mencari solusi untuk mengatasi tantangan manajemen data ini. Di samping proyek-protek integrasi internal, jawaban atas masalah ini terletak pada kolaborasi. Di tingkat industri, berbagai inisiatif untuk menangani permasalan tersebut mulai muncul. SWIFT siap untuk mendukung pelanggan kami dalam usaha tersebut."

     Informasi tambahan
     Download the new SWIFT white paper - "Managing liquidity risk: Collaborative solutions to improve position management and analytics" atau untuk mengetahui lebih lanjut mengenai inisiatif industri dalam hal manajemen risiko likuiditas, kunjungi website kami: http://www.swift.com/products/liquidity_risk_management/additional_information.

...........................................................................................................................
     Tentang SWIFT
     SWIFT adalah sebuah koperasi milik anggota yang menyediakan platform komunikasi, produk dan jasa yang menghubungkan lebih dari 9.700 organisasi perbankan, lembaga sekuritas dan pelanggan korporat di 209 negara. SWIFT memungkinkan penggunanya untuk saling bertukar informasi keuangan standar secara otomatis dengan aman dan terpercaya, sehingga dapat menurunkan biaya, mengurangi risiko operasional serta menghilangkan inefisiensi operasional. SWIFT juga membawa komunitas keuangan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam membentuk praktek pasar, menetapkan standar dan isu-isu perdebatan untuk kepentingan bersama.

     Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami www.swift.com atau hubungi PR agency kami:

     Sriati Rusmin
     PR Maven Indonesia
     mobile: 0812.101.4880
     e-mail: sriati@mavenindonesia.com

Pewarta: Adityawarman
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011