Jakarta (ANTARA News) - Tahun 2006 harga pupuk international diperkirakan masih tinggi dan menjadi peluang ekspor bagi produsen pupuk di dalam negeri untuk mengambil keuntungan guna memperbaiki kinerja mereka. Direktur Pemasaran PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) IB Agra Kusumah kepada ANTARA di Jakarta, Minggu, ketika ditanya soal harga pupuk dunia mengatakan, harga pupuk international sangat tergantung pada kebijakan Cina dan India. "Cina tahun lalu menerapkan PE (pajak ekspor) pupuk dan diperkirakan akan terus berlanjut tahun ini," ujarnya. Sedangkan India, kata dia, tengah fokus meningkatkan produksi pertaniannya untuk ketahanan pangannya sehingga membutuhkan pupuk yang besar. "Dengan Cina masih menerapkan PE dan India menggenjot produksi pertaniannya, masih ada peluang harga (ekspor) yang bagus tahun ini," kata Agra. Selain itu, harga pupuk ekspor juga masih menyimpan peluang keuntungan yang besar sepanjang harga gas di Amerika masih tinggi di atas tujuh dolar AS per mmbtu. "Saingan terberat kita sekarang, terutama di pasar Asia tinggal dari Timur Tengah menyusul selesainya perluasan pabrik di Arab Saudi dan Iran," katanya. Saat ini, lanjut dia, harga urea prill antara 190 sampai 200 dolar AS per ton dan harga urea granule 225 sampai 230 dolar AS per ton. Agra tidak bisa memperkirakan berapa peluang keuntungan ekspor pupuk urea yang bisa diraih Indonesia, karena ekspor pupuk harus mendapat ijin dari pemerintah, dengan mempertimbangkan jaminan pasokan pupuk di dalam negeri. "Sampai sekarang, kami belum tahu berapa ijin ekspor yang akan diberikan Mendag untuk tahun ini, karena musim tanam oktober-maret masih berlangsung," katanya. Saat ini total kapasitas produksi pupuk urea nasional mencapai sekitar 6,5 juta ton per tahun yang sekitar 4,3 digunakan untuk urea subsidi ke sektor pangan, dan masing-masing sekitar 600 ribu ton untuk sektor industri dan perkebunan, dan sisanya diekspor setelah mendapat ijin dari pemerintah, karena pupuk termasuk barang yang diawasi ekspornya. Tahun 2005, lanjut Agra, PKT mendapat ijin ekspor urea granule sebesar 550 ribu ton dan memberi kontribusi laba yang cukup besar dari total laba PKT 2005 yang mencapai Rp383miliar. Hal itu dapat terjadi karena tahun 2005 harga pupuk internasional pernah mencapai sekitar 250 sampai 270 dolar AS per ton pada pertengahan 2005 yang merupakan harga pupuk tertinggi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006