Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 60 kepala keluarga (KK) di Desa Bulubrangsi dan Desa Gedog, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, terdampak banjir dengan tinggi muka air (TMA) 40-60 sentimeter akibat saluran irigasi meluap, menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa.

Menurut keterangan tertulis BNPB yang diterima di Jakarta, Selasa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan mengemukakan banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut, sehingga menyebabkan kenaikan debit air di waduk Jajong yang tak berpintu dam.

Baca juga: Banjir Lamongan rendam 5.947 rumah di enam kecamatan

"Volume air yang besar mengakibatkan luapan di sepanjang aliran irigasi di Desa Gedog dan mengarah ke Desa Bulubrangsi sampai kali Banayar dan Sungai Pajang yang bermuara di Sungai Bengawan Solo," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Abdul mengatakan dari peristiwa itu, sebanyak 60 unit rumah terendam banjir termasuk lahan pertanian seluas 25 hektare. Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa, namun banjir membuat aktivitas dan mobilitas warga terkendala.

BPBD Kabupaten Lamongan bersama instansi terkait telah berada di lokasi guna melakukan kaji cepat dan pendataan terkait dengan dampak yang ditimbulkan.

Kondisi mutakhir yang dilaporkan hingga Selasa (1/3) pukul 11.00 WIB, pemukiman warga dan jalan desa masih terendam air, namun TMA sudah berangsur surut.

Kendati TMA banjir telah mengalami penurunan, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Lamongan hingga Kamis (3/3), menurut informasi peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Baca juga: Tiga titik tanggul jebol akibat banjir bandang di Lamongan

Baca juga: Banjir rendam enam kecamatan di Kabupaten Lamongan


Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022