Jakarta (ANTARA) - Realisasi penerimaan bea keluar DKI Jakarta pada Januari 2022 mencapai Rp29,69 triliun atau meningkat sebesar 827,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang hanya Rp3,2 triliun.

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) DKI Jakarta, Rusman Hadi menjelaskan, penerimaan bea keluar ditopang dari kebijakan pungutan ekspor oleh pemerintah karena tingginya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dunia.

"Bea keluar ini yang banyak dari produk CPO dan turunan CPO. Memang di pasar dunia, selama harganya seperti sekarang, kita mengharap harga CPO signifikan naik sehingga bea keluarnya lumayan banyak," kata Rusman dalam konferensi pers Kinerja APBN Provinsi DKI Jakarta yang ditayangkan secara virtual, Selasa.

Rusman menjelaskan, realisasi penerimaan bea keluar pada Januari 2022 telah mencapai 94,67 persen dari yang ditargetkan sebesar Rp31,36 triliun.

Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan menetapkan harga referensi produk minyak sawit mentah (CPO) untuk penetapan bea keluar Januari 2022 senilai 1.307,76 dolar AS per metrik ton.

Baca juga: Realisasi penyaluran KUR DKI Jakarta capai Rp705,18 miliar
Baca juga: Ekonomi membaik, penerimaan pajak DKI Jakarta capai Rp77,72 triliun


Mengingat harga referensi CPO telah jauh melampaui 750 dolar AS per metrik ton, pemerintah mengenakan bea keluar CPO sebesar 200 dolar AS per metrik ton untuk periode Januari 2022.

Sementara itu, realisasi penerimaan bea cukai di DKI Jakarta mencapai Rp6,57 triliun atau turun dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,44 triliun.

Penerimaan bea cukai dipengaruhi oleh hilangnya penerimaan bea masuk dari penutupan Bandara Halim Perdana Kusuma dan berkurangnya bea masuk dan cukai dari MMEA.

"Target cukai pada 2022 ini Rp339,6 miliar di sini ada cukai dari MMEA kemudian dari rokok cair," kata Rusman.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022