Jakarta (ANTARA News) - Anggota Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) membekuk komplotan perampok spesialis mesin anjungan tunai mandiri (ATM) bank pemerintah yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Pelaku mengambil uang ATM dengan cara menggoyang-gayang badan mesin dan membawa kabur mesinnya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Baharudin Djafar di Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan, sindikat penjahat tersebut berjumlah 10 orang, terdiri dari enam orang sudah ditangkap dan empat orang masih buron.

Keenam tersangka itu, yakni Yoris Togas, M Yahya, Moh Ismanto, Nanang, Fadil dan anggota TNI berpangkat Kopral bernama Mulyono.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Gatot Edy Pramono menuturkan, alasan pelaku merampok mesin ATM bank pemerintah karena kunci murnya mudah dibuka.

"Pelaku mengaku ATM bank pemerintah mudah dibongkar karena murnya tidak terlalu kuat," ujar Gatot.

Gatot menyebutkan, setiap pelaku memiliki peran mulai dari sopir, penjaga situasi, eksekutor termasuk otak pelakunya, yakni Yoris Togas.

Gatot menyatakan, sindikat ini telah sudah beroperasi sebanyak tujuh kali merampok ATM bank pemerintah di kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Ketujuh lokasi itu, yakni ATM BNI senilai Rp100 juta di Indomart Pondok Rajeg Depok, ATM Mandiri berisi Rp50 juta di Pulogebang Cakung Jakarta Timur, ATM BRI senilai Rp20 juta di Cililitan Jakarta Timur, ATM BRI Rp85 juta di Indomaret Cipondoh Tangerang.

Selanjutnya, ATM BNI Duren Sawit senilai Rp131 juta, ATM Bank Muamalat Cikeas Gunung Putri Bogor dan ATM di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Polisi masih memburu empat pelaku lainnya yang diduga terkait sindikat penjahat pimpinan Yoris Togas.

Selain menangkap pelaku, petugas juga menyita barang bukti berupa tigas unit mobil, satu unit motor, sepucuk senjata api revolver kaliber 38, tiga butir peluru, lima unit telepon selular, uang tunai Rp154,9 juta, rangkaian mesin ATM, satu tabung gas dan satu unit mesin ATM.

(T.T014/M026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011