Jakarta (ANTARA) - Pintek menyediakan solusi "Education Embedded Financing" untuk membantu meningkatkan sarana prasarana untuk penerapan Kurikulum Medeka Belajar.

"Dengan adanya layanan ini, sekolah dapat mempersiapkan serta meningkatkan sarana prasarana untuk penerapan kurikulum Merdeka Belajar dengan tepat waktu, sehingga mengurangi learning loss," kata Tommy Yuwono selaku Co-Founder dan Direktur Utama Pintek saat diskusi daring, Rabu.

Baca juga: Edutech Cakap raih pendanaan Seri B senilai 10 juta dolar AS

Sistem pembelajaran jarak jauh telah diberlakukan selama 2 tahun pandemi Covid-19 berlangsung, dan resiko terjadinya learning loss tidak dapat terhindarkan. Untuk mengatasi learning loss, Kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka Belajar mulai tahun ajaran 2022/2023.

Kurikulum Merdeka Belajar menjadikan implementasi teknologi dalam pendidikan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga sekolah sangat membutuhkan perangkat teknologi dalam menjalankan kurikulum ini. Di sinilah peran pelaku usaha/UKM pendidikan menjadi krusial dalam memenuhi kebutuhan sekolah agar Kurikulum Merdeka Belajar dapat berjalan dengan maksimal.

Tommy menjelaskan, pelaku usaha/UKM pendidikan, selaku tulang punggung pengadaan sekolah, sangat memerlukan dukungan akses pendanaan. Menurut Data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) 2021, terdapat 46,6 juta pelaku UMKM yang belum mendapatkan akses pembiayaan perbankan karena terbatasnya jangkauan pendanaan dari Bank maupun P2P lending.

Baca juga: Quipper gelar Tryout UTBK, unggulkan tiga fitur utama

Olehh sebab itu, Pintek sebagai perusahaan financial technology peer-to-peer lending untuk pendidikan, mendukung inklusi keuangan di Indonesia dengan mengadopsi pendanaan tertanam (embedded financing) melalui kerja sama dengan produsen kebutuhan pendidikan dan mitra resmi SIPLah.

Dengan konsep education embedded financing, Pintek menyediakan layanan bagi pelaku usaha/UKM pendidikan untuk memiliki kesiapan modal untuk pengadaan produk pendidikan. Dengan begitu, sekolah dapat mempersiapkan serta meningkatkan sarana prasarana untuk penerapan kurikulum Merdeka Belajar dengan tepat waktu, sehingga mengurangi learning loss yang terjadi.

”Kebutuhan sekolah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar dapat terpenuhi dengan dukungan yang tepat. Sarana dan prasarana sekolah dapat disediakan oleh para pelaku usaha/UKM pendidikan dengan manajemen supply chain dan permodalan yang tepat juga," ujarnya.

"Dengan menerapkan education embedded financing ini, Pintek memberikan kemudahan bagi pelaku usaha/UKM pendidikan untuk memenuhi kebutuhan modal pengadaan. Pintek sudah siap dana, sehingga UKM tidak perlu khawatir lagi, dan sekolah pun dapat merasa aman karena barang pasti sampai," sambungnya.

Untuk menerapkan education embedded financing, Pintek bekerja sama langsung dalam supply chain untuk menanamkan akses pendanaan di titik-titik penyaluran ke pelaku usaha/UKM pendidikan, seperti principal, distributor, reseller besar, dan mitra SIPLAH.

Hingga saat ini, Pintek dan afiliasinya telah mendukung lebih dari 2.750 institusi pendidikan dan 100 pelaku usaha/UKM pendidikan untuk menjangkau lebih dari 650,000 siswa yang tersebar di 29 dari 34 provinsi di Indonesia serta menyediakan konten edukasi keuangan kepada masyarakat dengan 1,350,000 pengunjung unik setiap bulan.


Baca juga: Hal penting saat pilih kursus Bahasa Inggris secara daring

Baca juga: Penting kenali potensi diri untuk menentukan masa depan

Baca juga: ELSA Speak rilis fitur pengenalan suara dan "feedback engine API"

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022