Citra diri sebagai umat tengahan mengandung arti bahwa umat Islam tidak boleh terjebak pada spektrum ekstremitas dalam keberagamaan dan kehidupan,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Umat Islam perlu mengambil posisi tengahan dalam menegakkan keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin.

"Citra diri sebagai umat tengahan mengandung arti bahwa umat Islam tidak boleh terjebak pada spektrum ekstremitas dalam keberagamaan dan kehidupan," katanya dalam khutbah shalat Idul Fitri 1432 Hijriyah di Alun-alun Utara Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan, menurut para ulama, seperti Imam al-Ghazali, akidah Islam adalah akidah tengahan yang menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, antara kehidupan individual dan sosial. Akidah tengahan itu juga dapat diterapkan pada berbagai aspek kehidupan lain.

Menurut dia, posisi jalan tengah dalam beragama adalah tidak terjebak baik pada ekstrem yang hanya mementingkan kehidupan ukhrawi saja sehingga melupakan kehidupan duniawi, atau sebaliknya.

Ia mengatakan, Islam jalan tengah  bisa menjadi solusi bagi Indonesia yang kini masih terpuruk. Umat Islam harus tampil sebagai penyelesai masalah bangsa, tentu dengan bekerja sama dengan komponen bangsa lainnya.

"Penyelesaian problematika Indonesia tidak bisa ditangani oleh suatu kelompok tertentu, tetapi harus dengan kebersamaan seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun masyarakat madani. Namun, sebagai kelompok mayoritas, umat Islam harus tampil sebagai salah satu faktor determinan Indonesia," katanya.

Shalat Idul Fitri 1432 Hijriyah dengan imam Ahmad Irfan itu diikuti ribuan umat Islam di Yogyakarta.(B015*H010)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011