Hasilnya cukup lumayan, karena musim ini saya mampu menjual lampion hingga 500 buah..."
Bantul, 30/8 (ANTARA) - Pedagang lampion berbahan styrofoam  di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mampu meraih omzet sebesar Rp20 juta dalam sepekan menjelang Lebaran 2011.

"Hasilnya cukup lumayan, karena musim ini saya mampu menjual lampion hingga 500 buah yang dijual dengan harga berkisar Rp20 ribu hingga Rp60 ribu," kata perajin lampion di Desa Bejen, Trirenggo, Bantul, Istiono, Selasa.

Menurut dia, omzet itu berasal dari pembelian langsung di rumah produksinya sebanyak 200 buah, sementara pesanan atau pembelian dalam jumlah banyak yang biasa untuk kulakan mencapai 300 buah.

"Memang ada pembelian langsung, namun lebih banyak pesanan, bahkan belum lama ini saya mendapat pesanan dari warga Kabupaten Sleman," katanya.

Ia mengatakan, dalam pembuatan lampion tidak serta merta dilakukan, dan untuk mempersiapkan stok lampion menghadapi melam takbiran harus dilakukan jauh hari sebelumnya.

"Biasanya saya mulai mempersiapkan lampion ini sejak awal tahun dengan mengumpulkan bahan untuk lampion seperti stereofom dan botol minuman bekas yang tidak dipakai lagi," katanya.

Menurut dia, dalam sehari pihaknya mampu memproduksi lampion sebanyak sebanyak 20 buah berbagai macam bentuk, seperti menyerupai buah, pesawat dan kupu-kupu serta kendaraan rodak empat.

"Peminat lampion dari segi bentuk sebanding satu sama lain, dan untuk harga yang paling mahal menyerupai pesawat dengan harga Rp60 ribu, sedangkan model yang paling murah berbentuk buah yang dijual Rp20 ribu," katanya.
(ANT)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011