Paris (ANTARA News) - Menteri Luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak pemimpin pemberontak Libya, Kamis, untuk memenjarakan pembom Lockerbie yang sedang sakit, sementara mengakui bahwa mereka menghadapi banyak tantangan lainnya, kata beberapa pejabat AS.

"Posisinya tidak berbeda secara pribadi dari posisinya dalam masyarakat," kata seorang pejabat senior departemen luar negeri AS, setelah Ny. Clinton berbicara dengan pemimpin Dewan Transisi Nasional (NTC) Mustafa Abdel Jalil di Paris.

Dua tahun lalu, Washington mengkritik Skotlandia karena membebaskan Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi, yang diduga agen Libya yang telah dihukum karena pemboman penerbangan 103 Pan Am di atas Lockerbie, Skotlandia selatan, pada 1988, yang menewaskan 270 orang.

Hakim-hakim Skotlandia, yang berpendapat ia sedang sekarat karena sakit kanker, telah membebaskannya dan ia disambut kembali ke Libya sebagai seorang pahlawan oleh rezim Muamar Gaddafi. Gaddafi sekarang dalam pelarian, dan banyak orang di AS dan Inggris ingin Megrahi ditangkap kembali.

Beberapa pejabat AS mengatakan Abdel Jalil telah memperkirakan bahwa masalah itu akan diajukan ketika ia bertemu dengan Hillary Clinton pada Kamis di sela konferensi mengenai masa depan Libya.

"Garis dasar kami adalah kami yakin bahwa Megrahi akan lebih baik dipenjarakan, bahwa ia sebaiknya tidak dibebaskan," kata seorang pejabat senior lain deplu pada wartawan, yang juga berbicara tanpa menyebutkan namanya.

"Kami mengakui bahwa NTC meghadapi semua tantangan yang perlu mereka hadapi, tapi penting bagi menteri itu untuk menyampaikan pendapat kami mengenai hal ini," pejabat tersebut menambahkan.

Pejabat-pejabat itu mengatakan pemimpin Libya yang baru itu akan "berjuang menghadapi tuntutan-tuntutan AS", dan mengkonfirmasi bahwa Hillary Clinton telah minta pada Libya agar ia (Megrahi) dikembalikan ke penjara, seperti permintaan beberapa anggota Kongres AS.
(*)

 

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011