Jakarta (ANTARA) - Anda yang ingin dapat mengatur pendapatan agar kebutuhan dapat terpenuhi sekaligus mengaktualisasi diri bisa menerapkan konsep pengaturan keuangan dengan rumus 50/30/20 ala senator Amerika Serikat Elizabeth Warren.

Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winatha, M.M., RFP® menjelaskan, hal ini berarti pendapatan setelah dikurangi pajak lalu dibagi ke pos kebutuhan sehari-hari sebesar 50 persen, kemudian 30 persen untuk keinginan dan sisihkan 20 persen untuk tabungan, investasi, anggaran masa depan termasuk dana darurat.

“Kita perlu membuat anggaran keinginan untuk membantu mengontrol diri. Jangan sampai karena diskon, sale, atau FOMO lalu gaji habis dan berutang," kata dia seperti dikutip dari siaran persnya, Minggu.

Menurut Ivan, adanya anggaran keinginan sebagai sarana untuk menghibur diri atau membuat hidup lebih menyenangkan tanpa mengorbankan anggaran masa depan. Dia berpesan agar Anda jangan sampai berutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keinginan.

Baca juga: OJK paparkan tips memilih asuransi agar tak menyesal di kemudian hari

Pengeluaran yang termasuk dalam bujet keinginan antara lain oufit ala-ala pekerja kantoran, bekerja sambil meminum kopi di cafe, mengganti gawai terbaru, staycation bersama sahabat, makan enak di restoran favorit atau belanja online.

Apabila ingin memenuhi keinginan ini, Anda perlu menghitung dan mengatur pendapatan dahulu apakah cukup untuk kebutuhan saat ini dan masa depan.

Ivan menuturkan, Anda perlu memastikan 50 persen penghasilan cukup untuk membiayai kebutuhan harian dan membayar tagihan rutin. Kalkulasi kebutuhan dengan detail agar saat harus melakukan pengeluaran tidak melebihi anggaran.

Jika harga barang yang sudah biasa kita gunakan mengalami kenaikan, maka Anda bisa mencari substitusi produk yang harganya lebih terjangkau atau memanfaatkan promo atau diskon.

Mengenai anggaran masa depan, Anda dapat menyisihkan 20 persen dari pendapatan bersih. Termasuk dalam bujet ini yakni asuransi kesehatan & jiwa, dana darurat, dan dana pensiun.

"Idealnya, kita memiliki dana darurat sekitar 5-6 kali dari pengeluaran bulanan rutin untuk keadaan darurat, seperti jika terjadi kecelakaan, duka cita, renovasi rumah, perbaikan mobil, atau jika mendadak mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," tutur Ivan.

Sebaiknya, cukupkan dulu pos dana darurat sebelum melakukan investasi jangka panjang. Kemudian, miliki jaring pengaman finansial dari risiko yang tidak terduga.

"Jika perlu anggaran keinginan bisa ditunda atau kurangi sementara waktu hingga anggaran masa depan bisa terpenuhi dahulu. Jangan sampai karena keinginan, anggaran masa depan sampai tidak terpenuhi sebab biaya hidup pada masa mendatang pasti akan lebih tinggi daripada saat ini," kata Ivan.

Kemudian, Anda juga bisa mendapatkan pendapatan tambahan untuk meningkatkan nilai tabungan, menambah dana pada pos kebutuhan, investasi sekaligus mewujudkan mimpi atau rencana tertunda seperti jalan-jalan ke luar negeri.

Baca juga: Kiat atur keuangan mudah untuk pasangan baru menikah

Baca juga: Kiat siapkan angpau agar tak ganggu pos keuangan lain

Baca juga: Kelola keuangan saat pandemi, buat tiga pos utama untuk pengeluaran

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022