Bandung (ANTARA News) - Memasuki malam arus balik Lebaran 2011 di jalur Nagreg Jawa Barat terus memadat baik kendaraan roda empat maupun roda dua, Minggu.

Meski sempat lengang pada siang hari, kecenderungan arus balik malam hari berlangsung di jalur selatan Jabar dalam berapa hari terakhir.

Bludakan arus balik sudah bergerak dari awah selatan Jateng dan Tasikmalaya sejak siang hari dan malam hari melintasi Nagreg dan Kota Bandung.

Jalur Cihaurbeuti, "interchange" Rajapolah hingga Jamanis padat luar biasa menuju barat. Arus lalu lintas dari arah Jateng dipecah di kawasan Sindangkasih Ciamis selain masuk ke jalur Rajapolah - Malangbong juga diarahkan ke jalur alternatif Singaparna - Garut Nagreg.

Diprediksi puncak arus balik akan terjadi pada Minggu malam ini. Sementara itu data dari Dishub Bandung, jumlah kendaraan yang melintas di jalur Nagreg dalam dua hari terakhir berkisar 60 ribu hingga 70 ribuan kendaraan per harinya.

Sebagian besar atau sekitar 60-70 persen adalah kendaraan arus balik dari arah timur baik Jateng, Tasikmalaya maupun Garut.

"Kepadatan masih terjadi di Limbangan dan Kadungora, jalur Nagreg lancar karena seolah tersaring di kawasan itu sehingga kepadatan di Nagreg terhindar," kata Kabag Ops Polres Bandung Kompol Herman.

Secara umum jalur selatan khususnya di kawasan Nagreg cukup kondusif. Kebijakan aparat Polres Bandung membuka arus lalu lintas dua arah di kawasan jalur Nagreg lama menghindarkan jalur itu dari aksi unjuk rasa susulan dari pedagang Nagreg.

Padahal sehari sebelumnya pedagang mengancam akan menggelar aksi, bila aparat tidak membuka jalur Nagreg dari arah timur atau menjadi dua arah.

"Tidak ada masalah, jalur Nagreg lancar. Kami memasang pembatas jalan di tanjakan itu dengan prioritas kendaraan dari arah timur. Kecepatan kendaraan dibatasi di bawah 40 kilometer per jam," kata Herman.

Hingga pukul 18.30 WIB jalur Nagreg masih sangat padat. Jajaran Polres Bandung bersiaga di sepanjang jalur, termasuk membantu pengendara yang mengalami gangguan mesin atau pecah ban.

Sementara itu sejumlah tukang servis kendaraan atau montir terlihat di kawasan tanjakan Nagreg lama maupun Lingkar Nagreg.

Para montir yang siaga di pinggir jalan dengan sigap menghampiri dan mengatasi gangguan kendaraan pemudik. Meski demikian sejumlah montir mengeluh karena jarangnya kendaraan yang mogok.

"Jumlah kendaraan mogok sedikit, mungkin persiapan mereka sebelum mudik cukup sigap sehingga kendaraannya prima," kata Komar, montir di Lingkar Nagreg.

Meski demikian, ada saja kendaraan yang mogok dan tidak kuat menanjak meski jalur Lingkar Ngareg jauh lebih landai dibanding jalur Nagreg lama.

"Kebanyakan gangguan kendaraan adalah pengapian dan stelan perseneling yang tidak sempurna, ada juga gangguan di pendingin," katanya.

Sementara itu tukang ganjal seolah hilang di Nagreg lama. Sejumlah pengemudi yang kendaraannya tidak kuat menanjak dan tidak dilengkapi rem tangan kesulitan mencari tukang ganjal.

(T.S033/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011