Petarung Indonesia, Eko Roni Saputra. HO/Evolve MMA


Sejak saat itu, namanya mulai diperhitungkan sebagai kandidat pertama dari Indonesia yang layak jadi penantang juara dunia di masa depan. Namun, ia harus terlebih dahulu masuk peringkat lima besar dan untuk meraih posisi itu, ia perlu mengalahkan beberapa petarung top lain seperti Rothana.

Sang lawan merupakan juara Kun Khmer, seni bela diri tradisional dari Kamboja dengan catatan lebih dari seratus kemenangan. Meski laga terakhirnya di ONE berakhir dengan kekalahan, ia dikenal sebagai kryptonite bagi atlet Indonesia.

Meski Eko yang berjuluk "Dynamite" tak ingin menganggap laga nanti sebagai misi balas dendam, ia mengerti betul pentingnya kemenangan. Apalagi, saat ini ia tengah mencatatkan lima kemenangan beruntun yang semuanya diraih pada ronde pertama.

“Tentunya saya harus menang, tapi ‘kan tidak semudah itu. Dalam game kita tidak tahu hasilnya. Pasti ada kalah dan menang, tentunya saya ingin memenangkan pertandingan karena kalau kalah saya akan turun dan harus mengejar lagi,” kata Eko menegaskan.

Jika sang lawan memiliki pukulan serta tendangan mengerikan, maka kelebihan Eko terletak pada keahliannya dalam ground fighting. Sebagai mantan peraih medali SEA Games dan PON dalam gulat, Eko dinilai berbahaya saat laga berada di area bawah.

Kemenangan atas rival kuat seperti Rothana bisa semakin mengatrol posisi Eko di divisi flyweight ONE. Apalagi jika berhasil menang lewat meyakinkan, ia berpeluang mendapat bonus 50 ribu dolar AS (RP 720 juta) dari CEO dan Chairman ONE Chatri Sityodtong.

Baca juga: ONE X tandai satu dekade ONE Championship
Baca juga: Eko Roni Saputra bertekad bikin fasilitas MMA tercanggih di Samarinda

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022