New York (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi atau "mixed" pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Amerika Serikat dan Eropa bisa kembali ke resesi, memukul permintaan energi global.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, ditutup pada 86,02 dolar AS per barel, atau turun 43 sen dari penutupan Jumat, lapor AFP.

Pasar keuangan AS dibuka kembali pada Selasa setelah libur akhir pekan panjang dengan merosot tajam karena investor cemas tentang krisis utang zona euro dan pertumbuhan rapuh di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia.

Kontrak berjangka acuan WTI telah jatuh lebih dari tiga dolar AS pada awal perdagangan sebelum mengupas kerugian seiring dengan pasar ekuitas.

Di London, minyak mentah Brent North Sea menetap di 112,89 dolar AS per barel, atau melonjak 2,81 dolar AS dari level penutupan Senin.

"WTI turun lagi hari ini karena persediaan tetap kuat dan (Badai Tropis) Lee sekarang telah keluar dari Teluk," kata Eric Bickel, analis komoditas di Summit Energy.

Phil Flynn dari PFG Best mencatat bahwa harga minyak telah terpukul keras di tengah-tengah kekhawatiran perlambatan global meskipun fakta bahwa badai tropis Lee telah menyebabkan penutupan sekitar 61 persen dari produksi minyak dan 46 persen produksi gas alam dari Teluk Meksiko.

"Sementara itu karena permintaan terjun, tarif kapal tanker minyak anjlok. Beberapa maskapai pelayaran memperingatkan kebangkrutan karena biaya tidak dapat mempertahankan operasi. Jika situasi ekonomi dunia memburuk, harga minyak akan terus merosot," Flynn mengatakan.

Investor khawatir tentang krisis utang zona euro dan data ekonomi AS yang lemah, termasuk laporan ketenagakerjaan yang suram pada Jumat lalu yang menunjukkan tidak ada lapangan pekerjaan diciptakan pada Agustus.

Andrey Kryuchenkov, analis komoditas pada kelompok keuangan VTB Capital, mengatakan "kekhawatiran pertumbuhan melambat dan akibatnya permintaan minyak mentah lebih lemah" telah menekan pasar minyak.

"Secara keseluruhan, minggu ini mungkin akan didominasi oleh berita utama makro dan sentimen risiko secara keseluruhan," tambahnya. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011