Toba Samosir, Sumut (ANTARA News) - Dengan menggunakan benih varietas unggul, diperkirakan hasil produksi gabah di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara bisa bertambah sebanyak 18 ribu ton setiap panen pada areal persawahan seluas 18.000 hektar di wilayah tersebut.

"Hal itu bisa tercapai, sebab berdasarkan hasil pengujian terhadap dua varietas unggul di daerah tersebut produksinya mampu mencapai delapan ton gabah basah per hektar," kata Bupati Toba Samosir (Tobasa), Kasmin Simanjuntak di Balige, Rabu.

Saat ini, kata dia, hasil panen gabah petani di wilayah tersebut masih pada kisaran 4.5 hingga 5 ton per hektar. Maka dengan luas sawah 18.000 hektar yang terdapat di daerah itu, tidak sulit memperoleh penambahan produksi sebanyak 18.000 ton untuk setiap kali panen.

Untuk itu, Kasmin menganjurkan agar petani di daerah setempat menanam dua varietas unggul yakni padi varietas Inpari 3 dan varitas Mekongga, sebab pengujian yang dilakukan dalam areal seluas empat hektar di Desa Paindoan, Kecamatan Balige, produksinya menunjukkan hasil panen di atas rata-rata sebelumnya.

Data tersebut, kata dia, diperoleh berdasarkan perhitungan yang dilakukan secara ubinan (2,5 X 2,5 M) di mana varietas Inpari 3 mampu menghasilkan gabah basah sebanyak 8,3 ton per hektar dan 8,1 ton per hektar diperoleh dari varitas Mekonggadi

Varietas unggul lainnnya, juga telah diuji, yakni Inpari 1, Inpari 4, Inpari 10, Inpari 13 dan varietas Sarinah, ditanam pada masing-masing areal seluas 0,5 hektar, melalui program pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).

Kegiatan SLPTT yang dilakukan tersebut merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.

Kepala BPTP, Didik Harnowo menerangkan, inovasi teknologi padi yang diterapkan pada SLPTT tersebut menggunakan sistem tanam legowo 4:1 dengan umur bibit 15 hari, ditanam 2-3 bibit per lobang tanam.

Selain itu, kata dia, dilakukan pemupukan melalui analisis tanah dengan aplikasi pupuk Urea menggunakan sistem bagan warna daun serta pengendalian hama penyakit tanaman secara terpadu.

"Target dari rencana kegiatan ini adalah untuk mencapai swasembada beras berkelanjutan sebagaimana pernah dicapai pada tahun 1984 lalu," sebutnya.

Swasembada beras, lanjutnya, merupakan salah satu instruksi Presiden Repbulik Indonesia kepada seluruh Kepala Daerah se-Indonesia.

Untuk kabupaten Tobasa, Didik sangat optimis hal tersebut dapat dicapai dengan mudah, sebab wilayah dimaksud memiliki tanah yang subur, dan ketersediaan air yang ditunjang para petani yang mau bekerja keras ditambah tersedianya bibit varietas unggul untuk digunakan. (ANT-219/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011