Jakarta (ANTARA News) - Pelaku mogok makan yang nekad menjahit mulut sendiri sebagai bentuk protes terhadap jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terus bertambah. "Hari ini ada dua orang lagi warga yang tinggal di bawah SUTET di wilayah Jawa Tengah yang akan menjahit mulutnya sendiri," kata Koordinator Advokasi Solidaritas Korban SUTET, Mustar Bona Ventura, kepada ANTARA, Rabu. Menurut dia, kedua orang yang berasal dari Ungaran itu akan tiba di Posko Selamatkan Rakyat Indonesia (SRI), Jalan Dipenogoro 58, Jakarta, Rabu siang. Sebelumnya sudah ada lima orang pengunjukrasa yang menjahit mulut mereka, sebagai bentuk protes kepada pemerintah yang dinilai mengabaikan nasib mereka dengan membangun SUTET di ligkungan tempat tinggal mereka. Kelima orang itu adalah Ajat, Junaidi, Sholehuddin (ketiganya warga Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat), Yani Kurniasih dan Ikah (keduanya warga Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat). Sementara itu, Manisa (51) asal Bojong Gede, Cianjur, yang sudah 20 hari melakukan aksi mogok makan di Posko SRI terpaksa diboyong pulang keluarganya setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Cikini. Dengan demikian selama ini sudah ada 12 orang warga yang tinggal di bawah SUTET yang melakukan aksi mogok makan dengan cara menjahit mulut mereka. Namun demikian, pengunjukrasa yang masih berada di Posko SRI tinggal lima orang, sedang tujuh lainnya sudah dibawa pulang keluarga masing-masing. (*)

Copyright © ANTARA 2006