Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, menegaskan bahwa tidak perlu ada pertemuan di antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan debitur mana pun untuk menyelesaikan secara teknis dan hukum kewajiban mereka kepada negara. "Tidak perlu ada pertemuan antara Presiden dengan debitur manapun," kata Andi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu. Andi juga membantah bahwa Sekretaris Kabinet, Sudi Silalahi, menemui, apalagi memanggil debitur Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ke Kantor Presiden pada Senin 6 Februari 2006. Andi mengemukakan hal itu berkaitan dengan kedatangan tiga debitur BLBI ke Kantor Presiden. Kapolri Jenderal Pol. Sutanto mengatakan bahwa mereka bermaksud menemui para menteri, yang kebetulan saat itu dipanggil oleh Presiden. Para debitur tersebut bermaksud mengembalikan kewajiban mereka. Hanya saja, menurut Andi, Presiden tidak perlu bertemu dengan para debitur, karena Presiden telah menginstruksikan kepada menteri-menteri dan pejabat terkait untuk segera memproses secara teknis dan prosedur pengembalian harta milik negara dari debitur BLBI yang bersedia pulang ke tanah air dan memenuhi kewajibannya kepada negara dengan baik. Pengembalian harta tersebut harus sesuai dengan aturan perudang-undangan yang berlaku, transparan, dan akuntabel. Andi menjelaskan bahwa sejak awal Presiden telah menginstruksikan, agar kepolisian dan penegak hukum lainnya dengan intensif berupaya mendapatkan dan mengembalikan para debitur nakal ke tanah air dan mereka yang harus menyelesaikan kewajibannya kepada negara, baik secara hukum maupun finansial. Presiden telah meminta, agar mereka yang besedia kembali ke tanah air dan memenuhi kewajibannya kepada negara, termasuk mengembalikan aset dan uang negara, agar mendapatkan perlakuan yang semestinya dan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku tanpa penyimpangan dan pemerasan. Selain itu, Presiden mengharapkan adanya kepastian hukum akan mendorong para debitur yang masih berada di luar negeri untuk kembali ke tanah air dan memenuhi kewajibannya kepada negara, demikian Andi Malaranggeng. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006