Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah ilustrasi berisi imbauan untuk berlari zig-zag saat dikejar buaya, beredar melalui unggahan akun Instagram @faktamedia, pada 2 Februari 2022.

Anjuran untuk berlari secara berliku-liku itu dianggap efektif menghindari kejaran buaya, lantaran karnivora sungai tersebut dinilai tidak pandai berbelok.

Unggahan yang sudah disukai oleh 1.526 pengguna Instagram itu turut memuat potongan narasi sebagai berikut:
"Ada yang pernah dikejar buaya?
Buaya memang pandai berlari, namun buaya tidak pandai untuk berbelok, jadi semisal kalian dikejar buaya, jangan lari lurus rapi larilah secara “Zig Zag".

Namun, benarkah kejaran buaya dapat dihindari dengan berlari zig-zag?
 
Tangkapan layar narasi yang menyatakan kejaran buaya dapat dihindari dengan berlari zig-zag (Instagram)

Penjelasan:
Penjebak hewan profesional yang telah bekerja dengan fauna selama 30 tahun, Gator Bill Robb, menganggap anjuran tentang berlari zig-zag itu malah membahayakan, dilansir dari floridatoday.com.

Menurut dia, berlari berbelok-belok atau zig-zag justru akan memperpendek jarak dengan buaya.

Ketika disusul buaya, Gator Bill Robb lebih menyarankan untuk mengangkat tangan agar terlihat besar, dan melangkah mundur perlahan.

Apabila setelah melakukan hal tersebut buaya tidak mundur, maka segera menjauhi buaya dan lari secepat mungkin dalam garis lurus.

Sebuah artikel yang dikeluarkan sporcle.com, situs ensiklopedia bidang umum, menerangkan bahwa reptil bertubuh besar itu tidak suka mengejar mangsa dengan berlari. Buaya lebih suka menunggu, lalu menyergap mangsanya. 

Kecepatan buaya berlari masih kurang daripada manusia. Buaya juga cenderung tidak dapat mempertahankan kecepatannya berlari dalam waktu lama. 

Hal ini membuat manusia dapat mengungguli kecepatan lari buaya, tanpa harus berlari zig-zag.

Klaim: Hindari kejaran buaya dengan berlari zig-zag
Rating: Hoaks

Cek fakta: Hoaks! Polisi babak belur dihajar massa

Cek fakta: HOAKS! Sapi bertelur dari pemerintah China

Cek fakta: Hoaks! Foto manusia lumba-lumba hasil persilangan dengan orang Jepang

 

Pewarta: Tim Jacx
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2022