Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) berharap peristiwa kekerasan dalam unjuk rasa tidak terulang kembali.

Hal ini disampaikan Tenaga Ahli Utama KSP Theo Litaay, Sabtu, usai meninjau kondisi Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon yang menjadi korban pemukulan saat terjadinya kericuhan pada kegiatan unjuk rasa menolak pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB), di Jakarta, pada Jumat (11/3).

Dua tenaga ahli utama KSP, Ade Irfan Pulungan dan Theo Litaay, secara langsung mengunjungi korban di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan di Jakarta Pusat, Sabtu.
​​​
“KSP meminta agar dalam penyampaian aspirasi bisa dilakukan tanpa menyerang petugas keamanan dan mengganggu ketertiban umum. Semoga kekerasan seperti ini tidak terulang kembali,” kata Theo Litaay dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: KSP: IKN dirancang berkelanjutan tak berhenti di Pemerintahan Jokowi
Baca juga: KSP pastikan perbaikan Tol Trans Sumatera tuntas sebelum Lebaran
Baca juga: Jaleswari: Aksi dengan kekerasan tidak bisa ditoleransi


Korban yang sempat jatuh tersungkur tak sadarkan diri setelah aksi pemukulan kini telah mendapatkan perawatan secara intensif. Korban juga mendapatkan pengobatan untuk mengurangi trauma bekas pukulan di bagian pipi dan kepala.

Dilaporkan oleh pihak rumah sakit, korban masih merasakan kebas di beberapa bagian di kepala dan akan terus diobservasi dalam 3 hari ke depan. Namun, diharapkan tidak ada komplikasi serius yang terjadi.

Theo menegaskan bahwa KSP mengecam tindakan anarkis yang dilakukan kepada aparat kepolisian. Dia menegaskan kebebasan berpendapat tidak seharusnya disertai dengan perbuatan yang melawan hukum seperti penganiayaan, perusakan dan penyerangan.

Sebelumnya, demonstrasi yang berlangsung pada Jumat (11/3) berakhir ricuh setelah aparat kepolisian mengimbau secara persuasif agar massa tidak berdemo di sekitar objek vital seperti kawasan Istana Kepresidenan, sebagaimana tertuang dalam aturan Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Penyampaian Pendapat di Muka Umum.

Polisi juga mengimbau agar unjuk rasa tidak dilaksanakan bertepatan dengan ibadah sholat Jumat, agar tidak mengganggu ketertiban umum. Namun, sejumlah massa menolak imbauan tersebut dan kericuhan pun terjadi disertai dengan aksi kekerasan.
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022