Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) mencatat sampai saat ini banyak alumnus sekolah pariwisata yang "diijon" atau dipesan industri pariwisata bahkan sebelum mereka lulus dari pendidikannya.

"Sebagian besar lulusan sekolah pariwisata yang sudah bekerja, sudah `diijon`, sebelum mereka tamat," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kembudpar, I Gde Pitana, di Jakarta, Kamis.

Ia mencontohkan, dari 127 lulusan Akademi Pariwisata (Akpar) Makassar yang diwisuda pada pertengahan September 2011 sebagian besar di antaranya telah bekerja sebelum menamatkan pendidikannya.

Menurut dia, hal itu menjadi bukti dari fakta bahwa sektor pariwisata memang prospektif sebagai pencipta lapangan kerja.

"Bahkan dari tahun ke tahun, banyak di antara mereka yang tidak bisa menghadiri upacara wisuda karena telah bekerja," katanya.

Sebelumnya pada awal tahun ini pihaknya menargetkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari Indonesia yang bergerak di bidang pariwisata mampu mengambil peran yang dominan di kawasan ASEAN.

"Tahun 2015, kita harapkan SDM kita akan menjadi dominan di ASEAN," katanya.

Untuk mencapai target itu, pihaknya telah melakukan berbagai upaya di antaranya menjadi institusi pendukung yang melakukan penelitian, pengembangan, dan pendidikan.

Penelitian yang dilakukan, kata Pitana, tidak selalu bersifat ilmiah tetapi bersifat praktis sehingga dapat diterapkan oleh dunia industri, baik teknis maupun pada tataran kebijakan.

Sementara di bidang pendidikan, pada 2011 pihaknya menargetkan jumlah lulusan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendidikan tinggi kepariwisataan Kemenbudpar akan meningkat.

"Kami menargetkan lulusan dari perguruan tinggi di bawah koordinasi Kemenbudpar yang akan terserap di pasar kerja sebanyak 1.281 orang," katanya.

Selain itu, Pitana mematok target pada 2011 jumlah SDM peserta pembekalan di bidang kebudayan dan pariwisata sebanyak 1.150 orang.

Jumlah penelitian kebudayaan yang diharapkan dapat terbit sepanjang 2011 sebanyak 13 naskah sedangkan di bidang pariwisata sebanyak 10 naskah.

"Kami juga akan sangat fokus untuk melakukan pendidikan dan pengembangan di bidang kebudayaan," katanya.

Pihaknya menyadari pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata di Tanah Air membutuhkan dukungan kualitas SDM yang baik.

Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan bagi SDM tersebut amat diperlukan baik secara formal maupun informal sehingga SDM pariwisata Indonesia dapat mengambil peran penting di kawasan ASEAN.
(H016/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011