Titik-titik kemungkinan besar akan mengelompok di sekitar empat atau lima kenaikan untuk 2022, naik dari tiga sebelumnya, mengingat laju inflasi yang lebih kuat sejak pertemuan FOMC Januar
Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat dan minyak tergelincir pada perdagangan Senin pagi, di tengah harapan kemajuan dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina bahkan ketika pertempuran berkecamuk, sementara pasar obligasi bersiap untuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Inggris minggu ini.

Sementara rudal Rusia menghantam pangkalan besar Ukraina di dekat perbatasan dengan Polandia pada Minggu (13/3/2022), kedua belah pihak memberikan penilaian paling optimis tentang prospek pembicaraan.

Peluang perdamaian mendorong indeks saham berjangka S&P 500 bertambah 0,7 persen, sementara Indeks Nasdaq berjangka naik 0,6 persen.

Nikkei Jepang bertambah 1,1 persen, sementara Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen setelah meluncur hampir 4,0 minggu lalu.

Obligasi tetap di bawah tekanan setelah terpukul minggu lalu karena lonjakan harga-harga komoditas tampaknya akan meningkatkan inflasi lebih jauh, dengan imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun naik tiga basis poin pada Senin pagi menjadi 2,03 persen.

Baca juga: Saham Asia merosot di tengah lonjakan inflasi dan risiko Ukraina

Ukuran utama ekspektasi inflasi AS naik ke 3,0 persen dan mendekati rekor tertinggi.

Itu hanya memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan minggu ini dan memberi sinyal lebih banyak untuk datang melewati prakiraan "dot plot" para anggota.

"Titik-titik kemungkinan besar akan mengelompok di sekitar empat atau lima kenaikan untuk 2022, naik dari tiga sebelumnya, mengingat laju inflasi yang lebih kuat sejak pertemuan FOMC Januari," kata Kepala Ekonom AS NatWest Markets, Kevin Cummins.

"Kami menduga kami juga bisa mendapatkan adendum tentang bagaimana Fed berencana untuk mengurangi ukuran neraca secepatnya minggu ini."

Bank sentral Inggris diperkirakan akan menaikkan suku bunganya menjadi 0,75 persen pada Kamis (17/3/2022), kenaikan ketiga berturut-turut, dan memberi sinyal lebih banyak dengan pasar memperkirakan agresif sebesar 2,0 persen hingga akhir tahun.

Dana berjangka Fed menyiratkan tidak kurang dari enam atau tujuh kenaikan tahun ini menjadi sekitar 1,75 persen, menjaga dolar AS didukung di dekat level tertinggi sejak Mei 2020.

Baca juga: Wall Street akhir pekan anjlok, Indeks Dow Jones merosot 229,88 poin

Euro bertahan di 1,0927 dolar, dan tidak jauh dari palung 22 bulan terakhir di 1,0804 dolar, sementara dolar mencapai puncak baru lima tahun terhadap yen di 117,55 yen.

"Yen tidak dapat menampilkan atribut safe-haven khasnya, sebagian karena kenaikan besar dalam imbal hasil AS dan kebijakan kontrol kurva imbal hasil bank sentral Jepang (BoJ) yang mencegah obligasi pemerintah Jepang mengikuti kenaikan imbal hasil global inti," kata Analis Senior Valas NAB, Rodrigo Catril.

"Jepang juga merupakan negara pengimpor energi besar yang menambah kekhawatiran atas guncangan perdagangan dari harga energi yang lebih tinggi."

Emas kehilangan sebagian dari pesona safe-haven-nya pada Senin pagi, turun 0,6 persen menjadi 1.972 dolar AS per ounce dan menjauh dari puncak minggu lalu di 2.069 dolar AS.

Demikian juga, peluang kemajuan di Ukraina membuat harga minyak menyerah sedikit dari kenaikan baru-baru ini, bahkan ketika pembicaraan dengan produsen Iran tampaknya terhenti.

Baca juga: Harga emas jatuh 15,4 dolar, dipicu isyarat Putin soal Ukraina

Brent terakhir dikutip 1,69 dolar AS lebih rendah pada 110,98 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS turun 2,11 dolar AS menjadi 107,22 dolar AS per barel.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022