Sleman (ANTARA News) - Menjelang musim hujan ini, warga sekitar aliran sungai berhulu Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai mengantisipasi ancaman sekunder banjir lahar dingin.

"Salah satunya dengan kegiatan normalisasi aliran sungai dan memperkuat tanggul-tanggul di kiri dan kanan sungai," kata Camat Cangkringan Samsul Bakri, Rabu.

Menurut dia, beberapa desa di kecamatannya berada dalam ancaman banjir lahar dingin, baik yang melalui aliran Sungai Gendol, Opak maupun Sungai Kuning.

"Namun yang paling diwaspadai adalah aliran Sungai Gendol dan Opak yang merupakan daerah aliran utama lahar Merapi," katanya.

Ia mengatakan, timbunan material erupsi Gunung Merapi 2010 masih menumpuk dalam volume sangat besar di daerah hulu.

Dari pemantauan BPPTK Yogyakarta, dari sekitar 140 juta meter kubik material erupsi Merapi 2010 yang sudah turun baru sekitar 30 persennya saja.

"Dengan kondisi seperti ini maka jika di puncak terjadi hujan deras dengan waktu lama maka potensi banjir lahar dingin sangat besar," katanya.

Sedangkan Camat Ngemplak Endang Widowati telah menyiapkan 6.000 karung pasir untuk mengantisipasi banjir lahar dingin ini.

Ia juga menggelar simulasi penanganan bencana untuk mengantisipasi kemungkinan banjir lahar dingin ini.(*)

V001/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011