Jakarta (ANTARA News) - Pakar bedah jantung dari AS yang juga Chairman Board of Directors International College Angiologi New York Amerika, Prof John B Chang, mengakui pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Jakarta setara dengan rumah sakit di luar negeri.

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu buang uang untuk berobat ke luar negeri. "Pelayanan yang ada di RSJPD Harapan Kita, setara dengan pelayanan rumah sakit di luar negeri. Saya kagum," kata Prof John B Chang, saat mengunjungi RSJPD Harapan Kita, di Jakarta, Kamis.

Sebagai dokter bedah nomor satu di Amerika, Prof Chang, akan menginformasikan apa yang dilihat di RSJPD Harapan Kita, baik soal kualitas dokter maupun peralatan yang dimiliki rumah sakit ini.

"Saya akan mengajak dokter di Indonesia, dan dokter seluruh dunia untuk berkolaborasi soal riset, pelayanan, maupun bidang lainnya," ujarnya.

Dalam pertemuan dengan pers, profesor yang ditemani istrinya itu didampingi Dirut RSJPD Harapan Kita Dr Hananto Andriantoro, Direktur Umum dan SDM Dr Iwan Dakota, Kepala Departemen Kardiologi FKUI Prof Dr Ganesja M Harimurti, dan sejumlah dokter RSJPDHK yang sebelumnya memaparkan soal efisiensi bedah terbaru dan kini juga tengah dikembangkan di AS.

Sementara itu, Dirut RSJPD Harapan Kita, Dr Hananto mengatakan, menjelaskan masyarakat tidak perlu berlaku boros karena harus membawakeluarganya berobat keluar negeri. "Pelayanan di sini sudah setara dengan rumah sakit di luar negeri. Malah biayanya lebih murah," ujarnya.

Sebagai Pusat Jantung Nasional telah mampu melayani berbagai jenis tindakan operasi sehingga pasiennya tidak perlu dirujuk ke luar negeri. Rumah sakit rujukan penyakit jantung tingkat nasional ini pun melayani seluruh masyarakat, tidak melihat miskin atau kaya. Bahkan jauh sebelum ada program Jamkesmas, juga sudah melayani program "charity" (sosial) bekerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia, program sosial televisi swasta, dan lembaga lainnya.

"Kami mampu melakukan operasi dari A sampai Z. Mau ganti katup sampai dua katup juga bisa," katanya.

Dr Hananto manyatakan, operasi jantung pada anak-anak yang sering terjadi karena bawaan sejak lahir, antara lain seperti kebocoran atau tidak terbentuknya salah satu pembuluh jantung. "Bahkan, perbaikan pembuluh darah aorta yang robek tanpa operasi pun hanya bisa dilakukan di RS Jantung Harapan Kita," katanya.

Biaya operasi bedah jantung di sini, lanjutnya, relatif murah. Berdasarkan catatan yang ada, biaya operasi jantung mulai dari Rp40juta-an sampai ratusan juta rupiah. Operasi baypass jantung dan katup jantung misalnya mencapai Rp40juta hingga Rp45 juta. Operasi koreksi jantung bawaan pada anak bisa mencapai Rp200 juta.

Bagi pasien Jamkesmas seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah melalui Program Jamkesmas. "Pasien yang tidak punya Jamkesmas tetapi memiliki SKTM (surat keterangan tidak mampu) dan setelah diteliti benar-benar miskin maka mendapat bantuan 50 persen," tambahnya.

Mengenai adanya isu negatif bahwa di Indonesia, hanya memiliki satu rumah jantung. Kondisi ini dinilai warga Indonesia sangat tidak adil, Dr Hananto, menjelaskan, RSJPD Harapan Kita, bukan tempat tumpuan penderita jantung.

Penderita jantung, menurut Hananto, dapat mendatangi rumah sakit yang sudah memberikan pelayanan jantung, seperti di rs sudah menjalin kerjasama penanganan penderita jantung di 12 kota. Seperti, Semarang, Surabaya, Jakarta, Palembang, Padang, Bali, Yogayakarta, dan kota besar lainnya.

Di Jakarta, RSJPDHK sudah menjalin jaringan dengan lima rumah sakit yakni RS Fatmawati, RS Tarakan, RS Haji, RS Cengkareng, dan RS Pasar Rebo. "Walaupun pendeteksi berada di RS Pasa Rebo namun kita tetap monitor melalui alat yang dipasang di sana dan langsung bisa dilihat di RSJPD Harapan Kita. jadi tak usah khawatir," jelasnya.

Selain itu, ada pendampingan yang dilakukan oleh ahli dari luar negeri itu, terkait penggunaan alat-alat canggih untuk operasi jantung. "Pertama mereka melatih, kemudian melihat kita bekerja, terakhir mengevaluasi. Kami juga mengirim dokter dan perawat untuk belajar ke luar negeri. Jadi kami memang memiliki bench marking" ungkapnya.

Rumah sakit yang bekerjasama dengan RSJPD Harapan Kita antara lain, Seoul University Hospital, Singapore General Hospital, Cardiovaskular Hospital Osaka, Jepang, Institute Jantung Negara Malaysia, sejumlah rumah sakit di Eropa dan Australia.

"Jadi, pasien tidak perlu dibawa ke luar negeri. Jika diperlukan kami akan mengundang ahli-ahli untuk membantu kami di sini. Karena itu, RS Jantung Harapan Kita sebagai Pusat Jantung Nasional dan menjadi rujukan penyakit jantung nasional," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011