Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi kinerja Pertamina dalam menginisiasi uji coba dan pengembangan teknologi katalis untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional sekaligus menjadi media hilirisasi riset.

“Kami sampaikan penghargaan yang tinggi ini pada Pertamina dan ITB yang telah memulai inisiasi kelanjutan dari proses riset inovasi yang dikembangkan dan itu diujicobakan di Kilang Pertamina,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Setelah proses uji coba produksi katalis yang dilakukan oleh tim Research and Technology Innovation (RTI) Pertamina dan peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), kini proyek pembangunan pabrik Katalis Merah Putih telah dilaksanakan melalui PT Katalis Sinergi Indonesia yang merupakan perusahaan patungan antara Pertamina Lubricants, Pupuk Kujang, dan Rekacipta Inovasi ITB di Cikampek, Jawa Barat.

Proyek itu merupakan salah satu proyek strategis nasional. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pabrik itu akan memproduksi katalis-katalis yang sepenuhnya dikembangkan dan dipatenkan secara mandiri di dalam negeri.

Produksi pabrik PT Katalis Sinergi Indonesia akan menghasilkan sekitar 800 ton katalis per tahun yang berasal dari dua lini produksi. Katalis Merah Putih yang diproduksi pada tahap awal terdiri dari katalis hydrotreating untuk keperluan Pertamina sebesar 64 persen dan katalis oleochemical untuk keperluan industri oleokimia di Indonesia sebesar 36 persen.

Baca juga: Menristekdikti tinjau uji katalis di Kilang Pertamina

Uji coba produksi skala industri atau komersial Katalis Merah Putih tersebut telah berlangsung di Kilang Dumai pada Juli 2020 dan mampu menghasilkan produk Diesel 100 (D100) sebanyak 1.000 barel per hari.

Sebelumnya penelitian dan pengembangan formula, karakterisasi dan uji kinerja Katalis Merah Putih dalam skala laboratorium dilakukan di laboratorium TRKK Fakultas Teknologi Industri ITB, sedangkan pengujian skala proyek di RTI Pertamina.

Menteri ESDM mendorong agar sinergi antara perusahaan pelat merah terus berkembang dari proses inovasi menjadi industri, karena Indonesia mengharapkan intelektual dan badan usaha terus bersinergi melakukan penelitian yang bisa menghasilkan teknologi untuk mengisi keperluan bangsa ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan dan kemandirian di segala bidang.

“Mudah-mudahan milestone seperti ini ataupun yang akan datang itu akan terus bergulir, sehingga negara ini akan semakin tumbuh berkembang untuk bisa meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam yang ada,” ujarnya.

Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman menjelaskan perusahaannya melalui anak usaha subholding commercial & trading Pertamina Lubricants menjadi bagian dari perusahaan gabungan Katalis Sinergi Indonesia dan terlibat penuh dalam setiap tahapan hingga operasional pada 2023.

Baca juga: Menteri ESDM puji Katalis Merah Putih karya ITB

Menurutnya, Pertamina berperan sejak proses pendirian perusahaan hingga komersialisasi perusahaan. Pertamina juga memberikan dukungan sumber daya manusia dengan melibatkan tenaga ahli pengembangan inovasi dan riset produk bersama fungsi RTI serta operasional perusahaan.

Senada dengan itu Pth Direktur Utama Pertamina Lubricants Werry Prayogi yang menyatakan kehadiran Katalis Sinergi Indonesia diharapkan dapat mengakselerasi produk-produk katalis, baik untuk kebutuhan industri domestik, kombinasi expertise, kapabilitas teknologi, dan memanfaatkan captive market untuk pemenuhan kebutuhan katalis dalam negeri.

"Bahkan pada saatnya nanti diharapkan produk Katalis Merah Putih karya anak bangsa ini akan mampu menembus pasar ekspor dan bersaing dengan produk-produk global player,” kata Werry.

Baca juga: BNI kembangkan pabrik katalis Merah Putih, dukung "go green"
Baca juga: Pupuk Indonesia dukung sinergi pengembangan Katalis Merah Putih


 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022