Jakarta (ANTARA News) - Galeri Foto Jurnalistik ANTARA (GFJA) bekerja sama dengan Kantor Penerangan Taiwan dan Taipei Economic and Trade Office (TETO) atau Kantor Perwakilan Perdagangan Taipei menggelar pameran foto.

Pameran foto berjudul "Menghitung Jejak yang Dilalui-Pameran Foto Satu Abad ROC" di Gedung Galeri Foto Jurnalistik ANTARA, Jakarta, kemarin dibuka oleh Kepala TETO Andrew LY Hsia, Direktur Utama Kantor Berita ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf dan Penanggung Jawab GFJA Oscar Matuloh.

Pameran menampilkan 37 buah lukisan yang merupakan foto-foto "courtesy" dari TETO dan telah mendapat izin pengawasan dari perwakilan Taiwan di Jakarta. Foto-foto disusun berdasarkan kronologis sejarah perjuangan di Taiwan dari tahun 1911 hingga masa kini, yaitu dari tatanan sosial feodal kerajaan menjadi sebuah republik pertama di Asia.

Oscar Matuloh mengatakan, pameran ini memiliki makna penting bagi Bangsa Indonesia karena dapat dijadikan sebagai pelajaran mengenai sejarah perjuangan demokrasi dan nasionalisme.

"Foto-foto yang dipamerkan di sini semuanya menceritakan tentang perjuangan, ini semacam revolusi Perancis-nya rakyat China hingga menjadi seperti sekarang," kata Oscar.

Senada dengan Oscar Matuloh, Ahmad Mukhlis Yusuf mengatakan, makna dari pameran foto ini adalah mendorong masyarakat untuk menghargai dan mempelajari sejarah perjuangan Bapak Negara Sun Yat-sen.

"Pameran ini bukan mengenai politik tapi mengenai sesuatu yang lebih indah, yaitu tentang kecintaan terhadap sesama manusia seperti dicontohkan Sun Yat-sen yang meninggalkan segala kenyamanan dan berjuang demi kepentingan banyak orang," kata Ahmad Mukhlis Yusuf.

Kepala TETO Andrew LY Hsia juga memiliki pendapat yang sama. Dia berharap pameran ini dapat memberi kesempatan pada masyarakat Indonesia untuk mengetahui bagaimana Taiwan menerapkan ideologi Sun Yat-sen.

"Soekarno pernah berpidato bahwa Sun Yat-sen memberi inspirasi pada gagasan Pancasila, ini menunjukkan konsep pemikiran kedua tokoh tersebut memiliki hubungan yang erat. Dengan pameran ini semoga hubungan antara Indonesia dan Taiwan menjadi lebih baik di masa yang akan datang," kata Andrew.

Pameran yang digelar dari 23 September hingga 10 Oktober 2011 ini dibuka dengan penampilan musik dari tiga pemusik wanita dari Indonesia dan Taiwan, yaitu pemain oboe Akris Hung, pemain piano Miao-wei Chen dan soprano Ubiet. Ketiga musikus menampilkan lagu tradisional Taiwan dan Indonesia.

GFJA berlokasi di Pasar Baru Jakarta Pusat. Gedung tersebut merupakan bekas gedung Kantor Berita ANTARA yang pada tahun 1945 berita Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan ke seluruh dunia untuk pertama kalinya.

(T.SDP-09/S023)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011