Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Tjitjik Srie Tjahjandarie mendorong penerapan Kampus Merdeka dalam kancah global pada pertemuan Education Working Group (EdWG) G20 tahun 2022.

Tjitjik mengusulkan beberapa poin kerja sama dengan pihak Australia, antara lain dalam bidang pengakuan kualifikasi, implementasi Kampus Merdeka melalui program Indonesia International Student Mobility Award (IISMA), program Joint Working Group, serta kerja sama pengembangan riset dan inovasi melalui kerangka Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).

Baca juga: G20 EdWG: Solidaritas kunci utama dukung kebangkitan dunia pendidikan

"Kita sudah bermitra cukup dekat dengan Australia. Kita mendorong agar Australia juga membuka kesempatan magang bagi mahasiswa Indonesia ke Australia. Tentunya dengan skema yang akan ditetapkan melalui program Kampus Merdeka. Setelah berhasil, perguruan tinggi dapat menduplikasi bentuk kegiatan ini agar banyak mahasiswa Indonesia memiliki wawasan global dan berdaya saing," ujar Tjitjik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Tak jauh berbeda, pertemuan dengan pihak Perancis pun membahas penguatan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui program IISMA. Pihak Prancis yang diwakili oleh Atase Kerja Sama Universitas, Institut Français D’indonésie, Philomene Robin mengatakan akan memobilisasi perguruan tingginya agar berpartisipasi dalam program MBKM.

Sasaran program IISMA, yaitu bekerja sama dengan perguruan tinggi top 100 dunia di Prancis dan perguruan tinggi terbaik di negara tersebut.

"Kami mendukung program Kampus Merdeka dengan memobilisasi perguruan tinggi di Prancis agar semakin banyak perguruan tinggi dapat berpartisipasi, khususnya dalam program IISMA," kata Philomene.

Sementara di bidang riset dan inovasi sudah terbangun kerja sama University to University (UtoU) antara perguruan tinggi Indonesia dan Prancis.

Baca juga: Mendikbudristek buka agenda pertemuan G20 EdWG di Yogyakarta

Baca juga: Kemendikbudristek : EdWG perkuat komitmen perluas akses pendidikan


Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril mengajak negara-negara G20 untuk bergotong royong secara global menghadapi masalah pendidikan akibat pandemi COVID-19.

Menurut Iwan, anak-anak tidak bisa terus menunggu sekolah dibuka kembali dan mengalami learning loss, bukan masalah tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, melainkan ancaman kehilangan minta anak-anak untuk belajar dan kehilangan kepercayaan diri.

Selain empat topik utama pembahasan dalam G20, bidang pendidikan tinggi mendapatkan kesempatan melakukan pertemuan bilateral  bersama pihak dari Australia dan Prancis. Hal itu bertujuan untuk membahas rencana kerja sama yang lebih spesifik.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022