Manado (ANTARA) - Balai Taman Nasional (BTN) Bunaken dan Perkumpulan Kelola membahas kajian akademik perlindungan dugong berbasis masyarakat di Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, Jumat.

"Tujuan penyusunan kajian akademik ini untuk menyiapkan perlindungan habitat dugong dan mendukung perikanan skala kecil tradisional sehingga hasil kajiannya akan memberikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk peningkatan kapasitas masyarakat penyanggah di Taman Nasional Bunaken," kata Direktur Perkumpulan Kelola Rignoldadi Djamalludin di Manado, Jumat.

Peneliti dari Universitas Sam Ratulangi itu mengatakan, baru kali ini ada diskusi ilmiah terkait dugong dan terlalu berani ketika riset ini dikembangkan.

"Area yang menjadi lokasi pakan telah dipetakan, jenis-jenis lamun yang menjadi target pakan juga diidentifikasi, selama melakukan survei telah
didapatkan videonya akan tetapi jumlah dan populasinya belum dapat kami informasikan," ujarnya.

Baca juga: KKP gencarkan sosialisasi ajak warga lindungi dugong
Baca juga: KKP latih warga terkait penanganan biota laut terdampar

Dugong menurut dia, menjadi sangat penting dalam ekosistem perairan, tetapi sejauh mana kepentingannya hal yang akan menjadi fokus ke depan.

"Kami juga menyiapkan kelompok masyarakat nelayan untuk mendukung perlindungan habitat. Dengan perlindungan habitat dugong akan mendorong perikanan yang berkelanjutan terutama untuk nelayan kecil tradisional di penyangga Taman Nasional Bunaken," sebutnya.

Kepala BTN Bunaken, Genman S. Hasibuan mengapresiasi langkah Perkumpulan Kelola menyiapkan kajian perlindungan habitat Dugong dan peningkatan kapasitas masyarakat nelayan di desa-desa penyanggah Taman Nasional Bunaken.

"Rekomendasi yang akan diserahkan kepada kami ke depan akan menjadi bahan pertimbangan bagi kami dalam me-review sistem zonasi yang ada saat ini sehingga lebih adaptif," katanya menambahkan.

Masukan berarti untuk Perkumpulan Kelola, menurut dia, memang diperlukan untuk mendefinisikan peran nelayan kecil dalam pola pencarian nafkah.

"Kita harus bisa membedakan nelayan demersal dan nelayan pelagis, sehingga kebijakan yang diambil akan dapat langsung menyentuh ke masyarakat nelayan," usulnya.

Kelompok nelayan yang terbentuk akan mendukung program kemitraan konservasi di Taman Nasional Bunaken dan berharap kajian ini akan menjadi model kemitraan konservasi pelestarian dugong untuk direplikasikan di desa-desa penyangga lainnya yang sebagian besar warganya memiliki pekerjaan sebagai nelayan.

Baca juga: Wisata nonton ikan dugong, geliatkan ekonomi rakyat di Alor NTT

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022