Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Agil Siraj, mengatakan bahwa membangun perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah akan melemahkan aktivitas terorisme.

"Kita ingin secara konkret melakukan pendekatan di mana daerah itu terindikasi ada kelompok radikal, kita bangun ekonomi, kita bangun kegiatan-kegiatan sosial , di samping juga pengajian," katanya di Jakarta, Senin, seusai bertemu Wakil Presiden, Boediono.

Menurut Agil, pengajian tidak cukup untuk melemahkan gerakan terorisme, sebab kesejahteraan dan juga pendidikan penting bagi masyarakat untuk membentengi diri dari aktivitas terorisme.

"Jadi kalau hanya pengajian saja, kalau hanya ceramah saja, mereka sudah bosan barangkali, karena mereka yang merasa punya surga kan? Tapi, kita perkuat dengan ekonomi, pendidikan atau sembako atau apa , atau pengobatan gratis," katanya.

Menurut dia, beberapa daerah-daerah rawan terhadap perilaku aksi terorisme, seperti Jawa bagian Selatan, Garut, Solo, Ngawi dan Cirebon.

Ia mengemukakan, aksi untuk mengentaskan kemiskinan sekaligus juga akan berdampak untuk melemahkan teroris tidak bisa hanya diserahkan kepada satu kementerian ataupun kepada pemerintah.

"Masalah terorisme, masalah kemiskinan, masalah kebodohan atau kesehatan, itu adalah kewajiban bersama, bukan hanya pemerintah, tapi kita semua. Bukan hanya satu menteri, dua menteri, tapi semua, semua departemen, semua kementerian," katanya.

Terkait dengan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu, ia tidak melihat adanya pengalihan isu.

"Sampai sekarang saya tidak melihat itu," katanya menambahkan.

Aksi bom bunuh diri terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton, Solo, Minggu (25/9), pukul 10.55 WIB setelah para jemaat mengadakan kebaktian kedua. Korban yang meninggal hanya pelaku bom bunuh diri, sementara belasan orang terluka.
(T.M041/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011