Banjarmasin (ANTARA News) - Bangkai kapal KM Marina Nusantara yang terbakar setelah bertabrakan dengan tongkang pengangkut batubara Senin pagi di perairan Sungai Barito, hingga kini masih mengeluarkan asap pekat.

Pantauan ANTARA di lokasi kejadian, Selasa, asap masih mengepul dan membumbung tinggi dari bangkai kapal jenis `roll off roll on` yang terlihat gosong dan sudah dikandaskan oleh tim penyelamat.

Kepala Cabang PT Prima Vista Lukman L Hakin mengatakan, hingga saat ini petugas belum ada yang berani masuk ke kapal karena masih sangat berbahaya.

Dengan demikian, kata dia, pihaknya belum bisa memastikan apakah masih ada korban di dalam kapal atau tidak.

"Namun yang pasti sebanyak 443 penumpang yang tertera di dalam manifest sudah berhasil kami evakuasi," katanya.

Secara terpisah Komandan Lanal Banjarmasin Letkol Laut Achmad Wibisono memperkirakan, dari pengalaman yang telah terjadi, biasanya tidak kurang dari satu minggu kapal yang terbakar tersebut baru bisa didekati.

"Kalau saat ini masih sangat berbahaya sehingga tidak seorangpun yang diperbolehkan mendekat ataupun menaiki kapal tersebut," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini tim gabungan terus melakukan pencarian terhadap korban KM Marina yang terbakar dengan mengelilingi lokasi kejadian terutama di pinggiran Sungai Barito tempat kapal tersebut terbakar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemprov Kalsel, Zainal Ariffin mengatakan, pencarian akan dilakukan hingga diyakini seluruh korban bisa ditemukan atau diselamatkan.

"Tidak ada kepastian kapan pencarian dihentikan, yang pasti kita akan berusaha maksimal untuk membantu korban," katanya.

Sebelumnya, diberitakan KM Marina Nusantara yang membawa 443 orang terbakar di perairan Barito Banjarmasin pada Senin sekitar pukul 7.30 Wita, tiga orang dinyatakan tewas dan beberapa di antaranya masih belum ditemukan.

Berdasarkan manifes di Polairud, kapal naas tersebut yang melakukan pelayaran dari Surabaya menuju Banjarmasin tersebut membawa sebanya 443 orang penumpang yang terdiri dari dewasa 394 orang, anak-anak 23 orang dan bayi 22 orang.

(U004/H005)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011