... Kenaikannya tidak terlalu besar sih, dari Rp1,2 triliun jadi Rp1,4 triliun. Ya sekitar Rp200 miliar...
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menyatakan, Komisi I DPR RI menyepakati kenaikan anggaran untuk  Badan Intelijen Negara (BIN) sebesar Rp200 miliar. Tambahan anggaran ini untuk mendongkrak kemampuan dan kinerja BIN. Apalagi, bidang kerja BIN pun bertambah, tidak hanya menyangkut masalah keamanan saja.
 
"BIN memang ada kenaikan anggaran. Kenaikannya tidak terlalu besar sih, dari Rp1,2 triliun jadi Rp1,4 triliun. Ya sekitar Rp200 miliar," kata Mahfudz di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.
 
Kenaikan anggaran itu, sendiri menurut Mahfudz disetujui Komisi I DPR RI karena ada keinginan mendorong BIN untuk tidak hanya fokus pada persoalan keamanan, tapi juga pada persoalan ekonomi, pangan, lingkungan hidup, dan energi.

"Ya termasuk masalah cyber crime. Jadi penambahan anggaran juga terkait dengan perluasan bidang dan wilayah kerja dan untuk biaya operasional," jelas dia.
 
Adapun terkait penyelesaian Rancangan Undang Undang Intelijen yang kini tengah dibahas di DPR, Mahfudz menegaskan, aksi bom bunuh diri di Solo tak akan berpengaruh pada penyelesaian RUU itu.

"Penyelesaian RUU Intelijen tetap sesuai jadwal, tidak terkait dalam konteks kasus teroris di Solo. Apakah nanti RUU ini disahkan, apakah ada perubahan yang dramatis, ya tidak," ujar dia.
 
DPR dan Pemerintah jelasnya memang membutuhkan waktu untuk 
menyelesaikan RUU Intelijen. Mengingat RUU itu, selain mengundang kontroversi, juga memiliki resistensi yang tinggi dari masyarakat.

Hingga kini, Mahfudz menegaskan, Pemerintah dan DPR sepakat, BIN memiliki kewenangan otoritatif dan imperatif untuk melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga keamanan lain yang juga memiliki fungsi intelijen.

Menurut dia, dibutuhkan koordinasi yang cepat antara BIN dan lembaga lainnya.
 
"Kalau fungsi koordinasi lebih cepat, saya yakin fungsi intelijen untuk early warning yang dilakukan BIN, direspon cepat lembaga terkait,”tegas dia.
 
Wakil Ketua DPR, Pramono Anung mengatakan sebenarnya yang paling penting untuk BIN itu adalah masalah kinerja. Anggaran, menurutnya, memang merupakan hal yang penting, namun jika dari segi prestasi tidak ada yang signifikan yang bisa dicapai oleh BIN.

“Harus juga dipertimbangkan seperti dalam kasus Bom Cirebon dan Bom Solo ketika sudah berhasil diidentifikasi namun tetap terjadi aksi bom bunuh diri maka harus dipikirkan untuk memberikan anggaran yang besar pada BIN," kata Pramono. (ANT)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011