Jakarta (ANTARA) - Setelah bertahun-tahun melaksanakan kerja sama pada berbagai aspek dan dimensi, TNI mengemukakan wacana akan menggelar latihan terintegrasi atau gabungan trimatra dengan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.

Hal itu dikatakan Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa, menanggapi pertanyaan ANTARA di sela kunjungan Panglima Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, Laksamana John C Aquilino, di Jakarta, Senin.

Kunjungan beberapa hari Aquilino semacam ini merupakan kunjungan persahabatan ke Indonesia oleh pimpinan tertinggi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat di wilayah komando pertahanan yang paling luas di dunia, meliputi 14 zona waktu, 36 negara, dan lebih dari 50 persen populasi dunia.

Sebelum bersua dengan pers, kedua perwira tinggi bintang empat itu menyaksikan langsung lokakarya di antara kedua militer yang mengupas berbagai hal tentang operasi gabungan, sebagai hasil dari percakapan dan diskusi mereka selama ini.

Sebelum berjumpa fisik, Perkasa menyatakan bahwa dia sering berkomunikasi jarak jauh dengan Aquilino, dan salah satu topik bahasan pokok mereka adalah meningkatkan hubungan kedua militer dan kualitas kerja sama yang telah dilaksanakan selama ini.

"Kita berencana akan membuat satu latihan, yang bukan meniadakan latihan-latihan di tingkat matra, namun menjadikannya ke dalam suatu latihan yang lebih terintegrasi sehingga kami lebih merasakan nuansa gabungannya. Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya, secara trimatra," kata Perkasa, yang sukses menggelar Garuda Shield 2021 dalam kapasitasnya sebagai kepala staf TNI AD.

Ini adalah latihan bersama TNI AD dengan Angkatan Darat Amerika Serikat paling besar dan masif yang pernah digelar, pada tiga mandala terpisah pulau pada waktu bersamaan sekaligus, pada tingkat resimen.

Baca juga: Tanah Merah 'diserbu' batalyon Raiders dan US Army

Ia menyatakan salah satu tugas pokok TNI adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia dan menjaga keutuhan wilayah NKRI.

"Salah satu tugas TNI adalah meniga keutuhan wilayah Indonesia sehingga apapun pasti akan dilakukan, termasuk selain menggunakan kekuatan sendiri juga --kalau tujuannya sama-- dari negara-negara sahabat yang juga ingin menjaga keutuhan wilayah NKRI, itulah yang kita harapkan," kata dia.

Ia mengaitkan dengan keadaan geografis Indonesia yang sangat didominasi perairan. "Karena itu khan tugas TNI dan kita punya keterbatasan dalam hal ini, karena wilayah perairan kita hampir lima kali lipat wilayah darat dihadapkan dengan kemampuan dan jumlah sistem kesenjataan yang kita punya pasti di luar kemampuan kita. Kita memang punya kepentingan yang sama, dalam hal ini tadı, menjaga keutuhan wilayah NKRI sehingga jika ada negara-negara sahabat yang selama ini kita bekerja sama dalam rangka menjaga keutuhan wilayah NKRI itu merupakan bantuan yang sangat luar biasa," kata dia.

Selama ini, Indonesia memiliki kerangka kerja sama latihan bersama dengan Amerika Serikat, di antaranya Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) antara TNI AL dengan AL Amerika Serikat, Garuda Shield (TNI AD dan AD Amerika Serikat), dan Bomber Exercise (TNI AU dan AU Amerika Serikat), dan banyak lagi yang lain.

Itu semua masih didukung dengan pertukaran pendidikan personel, dan lain-lain. Pada sisi lain, sistem persenjataan TNI juga banyak yang berasal dari Amerika Serikat atau mengandung komponen dan subkomponen atau sistem yang berasal dari negara itu.

Pada sisi lain, Aqulino menyatakan, "Sangat penting bagi saya hadir di sini, saya menghargai visi dan kepemimpinannya dan hari ini kami bersama membicarakan bagaimana hubungan ini menjadi lebih baik, pada tahap joint force dan lebih tinggi lagi sebagai combine force. Berlatih bersama pada tingkatan yang lebih tinggi dan kompleks lagi guna menjawab keperluan keamanan bersama di kawasan sehingga bisa memberi kebebasan bernavigasi bagi semua bangsa di Indo-Pasifik dalam keadaan damai dan demi kemakmuran bersama bagi kedua negara."

Baca juga: Marinir Indonesia dan AS berlatih perang hutan di Gunung Tumpang Pitu

Ia katakan lagi, "Kita telah berkolaborasi bersama sejak lama sekali di Indo-Pasifik dan kita akan melakukan itu terus dan semakin meningkat. Yang kami lakukan juga adalah bahwa latihan-latihan yang kita lakukan bersama untuk memastikan bahwa tujuan kedua negara dalam berlatih ini dicapai dan menjamin bahwa kedua negara cakap dalam beroperasi bersama di gelanggang internasional."

Terkait keamanan dan perdamaian di kawasan, dia menyatakan, Sangat penting untuk dipahami bahwa kemakmuran yang terjadi di kawasan ini selama 80 tahun ini berkat akses bebas dan langsung kepada belahan lain dunia sesuai dengan aturan-aturan internasional dan kami mendukung keberlangsungan penerapan aturan-aturan internasional untuk beberapa alasan, mulai dari demi keamanan, stabilitas dan perdamaian di kawasan, dan kemudian demi kemakmuran semua bangsa di kawasan."

Di perairan Laut China Selatan dan sekitarnya, Amerika Serikat bersama dengan Inggris dan Australia membentuk suatu aliansi pertahanan dan keamanan AUKUS pada 15 September 2021. Salah satu pokok yang digagas dalam aliansi itu adalah menjamin Australia mendapatkan arsenal strategis berupa kapal selam dengan tenaga nuklir, kerja sama di bidang peningkatan kemampuan siber, kecerdasan buatan, dan teknologi kuantum, serta kemampuan bawah laut lain.

"AUKUS adalah kesepakatan di antara ketiga negara untuk secara bersama-sama meningkatkan kemampuannya di semua ranah, apakah itu di bawah laut, di atas laut, di udara, ruang angkasa, dan siber untuk menangkal konflik dan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Setelah ini saya akan ke Australia untuk berdialog dengan mitra kami di sana untuk meningkatkan kemampuan kami dalam hal interoperabilitas," katanya.

AUKUS kontan ditentang China yang menurut berbagai pemberitaan pada waktu itu menuduh pemerintahan ketiga negara masih memiliki "mental Perang Dingin".

Baca juga: Marinir Indonesia dan Amerika Serikat berlatih perang kota

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022