Sungguh ironis kemajuan ekonomi negara-negara di kawasan Asia yang luar biasa, ternyata tidak diimbangi dengan perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan keamanan para pekerja migran.
Solo (ANTARA News) - Sebanyak 19 delegasi dari negara-negara di kawasan Asia mengikuti Konferensi Parlemen Asia atau Asian Parliamentary Assembly (APA) di The Sunan Hotel Solo, Rabu.

Konferensi internasional yang membahas dua hal penting terkait perlindungan tenaga kerja mingran di Asia tersebut dibuka oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Marzuki Alie, dan juga dihadiri Asisten Sekretaris Jenderal APA Bijan Moshirvaziri, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, Wali Kota Surakarta Joko Widodo.

Marzuki Alie dalam acara pembukaan konferensi APA, menjelaskan, sidang APA dianggap penting , karena akan membahas dua hal "Protection on the Migrant Workers dan Principles of Friendship and Cooperation in Asia" yang menjadi perhatian dan kepetingan bersama negera di Asia.

Menurut Marzuki, salah satu tantangan terbesar yang kini dihadapi oleh negara-negara di dunia adalah masalah migrasi internasional dan perlindungan terhadap hak-hak para migran.

Organisasi Buruh Internasional (PLO) pada Agustus 2009, memperkirakan bahwa terdapat 100 juta tenaga kerja migran di seluruh dunia termasuk dari kawasan Asia.

Menurut dia, jumlah tersebut akan terus berkembang seiring dengan semakin terbukannya hubungan antar negara yang menandai babak baru era globaliasasi dewasa ini.

Salah satu masalah serius yang dihadapi oleh tenaga kerja migran adalah pelanggaran terhadap hak-hak dan kebebasan fundamental mereka.

Menurutnya lagi, sungguh ironis kemajuan ekonomi negara-negara di kawasan Asia yang luar biasa, ternyata tidak diimbangi dengan perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan keamanan para pekerja migran.

Ketidakadilan yang dialami para buruh migran sangat beragam antara lain pengupahan di bawah standar gaji umumnya, perlakukan tidak manusiawi, seperti penyiksaan fisik dan pelecehan seksual hinga menjadi korban trafficking.

Jutaan tenaga kerja dari berbagai negara di Asia bermigrasi mencari pekerjaan di negara lain, secara perlahan-lahan banyak kemajuan perekonomian negara-negara di kawasan Asin, karena adanya bantuan dari tenaga kerja migran.

Bagi negara pengirim, kata dia, migrasi merupakan peluang untuk menawarkan pekerjaan bagi warganya di luar negeri sekaligus sumber devisa, sedangkan negara penerima, tenaga kerja peluang untuk dapat ikut memberikan latihan dalam perkembangan pembangunan ekonomi dan tersedianya upah murah.

Meskipun, mereka terlihat saling membutuhkan dan menguntungkan, tetapi para tenaga kerja migran sering mendapatkan perlakukan yang tidak adil.

Oleh karena itu, kata dia, jalan terbaik mengupayakan kerja sama yang lebih baik antara negara pengirim dengan penerima untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi dampak negatif dari migrasi tenaga kerja.

Pihak berharap sidang APA di Solo, dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat memberikan kontribusi bagi penyelesaian kedua isu di kawasan Asia.


Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011