Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengungkapkan pihaknya akan mulai menerapkan prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG) dengan gedung kantor rendah emisi.

“Dalam operasional kita memulai office building yang rendah emisi dan transportasi yang digunakan karyawan Bank Mandiri akan lebih banyak menggunakan electric vehicle,” katanya dalam Indonesia Economic Outlook yang disiarkan CNBC Indonesia, di Jakarta, Selasa.

Darmawan menyampaikan Bank Mandiri akan terus meningkatkan kontribusi terkait ESG, termasuk melalui penyaluran kredit yang 26 persennya sudah sesuai protokol ESG.

Komitmen penerapan ESG tersebut juga ditunjukkan Bank Mandiri melalui sistem keuangan yakni transaksi repo yang bekerja sama dengan bank global. Hal tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai satu-satunya bank di Indonesia yang sudah mulai menerapkan ESG Repo.

“Ke depan ini tentu akan kita tingkatkan,” ujarnya.

Baca juga: Bank Mandiri eksekusi transaksi ESG repo perdana di Indonesia

Lebih lanjut ia menuturkan Bank Mandiri yang menargetkan penyaluran kredit tumbuh 9-10 persen di 2022 dan tetap optimis mencapai target tersebut meski dihadapi tantangan inflasi. Optimisme tersebut didasarkan pada penyaluran kredit 2021 yang melebihi target.

Mengenai tantangan perbankan tahun 2022, ia menyebut tantangan berasal dari likuiditas yang kembali ke posisi pada saat sebelum pandemi COVID-19.

Sejak diberlakukannya aturan baru mengenai ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 3,5 persen ke 5 persen sejak 1 Maret 2022, membuat likuiditas harian tertinggi yang pada awalnya sebanyak Rp400 triliun, saat ini berada pada kisaran Rp200 triliun.

“Artinya ini perlu disikapi, kita tetap optimis, kita jaga kualitas portofolio, tapi tantangan ke depan juga tidak mudah. Mungkin bank besar masih akan melihat ini hal yang tidak terlalu sulit, tapi secara ekosistem industri perbankan perlu kita jaga bersama,” tutur dia.

Pada 2022 Bank Mandiri tetap optimis ekonomi akan jauh lebih baik dan tahun ini justru harus dijadikan sebagai bantalan yang ekstra karena pada 2023 dan 2024 akan lebih menantang, sehingga bank-bank besar harus tetap bisa bergandeng tangan dengan pemerintah dan otoritas untuk menjaga fungsi sebagai penopang ekonomi nasional.

Baca juga: Mandiri optimistis kinerja perbankan membaik seiring tumbuhnya ekonomi

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022