Tripoli (ANTARA News) - Pemerintah baru Libya "siap bekerja sama" jika diminta menyediakan orang untuk diinterogasi mengenai pemboman Lockerbie 1988, kata seorang menteri Dewan Transisi Nasional (NTC), Rabu.

"Kami siap bekerja sama jika ada lagi orang yang perlu diselidiki dalam kasus Lockerbie," kata Menteri Kehakiman NTC Mohammed al-Alagi pada jumpa pers di Tripoli, lapor AFP.

Jaksa di Skotlandia mengatakan, Senin, mereka secara resmi telah meminta NTC membantu mereka menyelidiki serangan terhadap pesawat Pan Am 103 yang menewaskan 270 orang.

Kantor Kejaksaan Skotlandia secara khusus mengatakan, mereka ingin NTC meyediakan bukti dan saksi untuk penyelidikan.

Satu-satunya orang yang dihukum dalam kasus itu, warga Libya Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi, dibebaskan dengan alasan kemanusiaan pada 20 Agustus 2009 setelah dokter menyatakan ia hanya memiliki waktu hidup tiga bulan. Hingga kini terpidana itu masih hidup.

Seorang pria kedua Libya, Al Amin Khalifa Fhimah, juga menghadapi persidangan di sebuah pengadilan Skotlandia di Belanda bersama Megrahi, namun ia dibebaskan pada 2001.

Pesawat Pan Am meledak di atas kota Lockerbie Skotlandia pada 21 Desember 1988, menewaskan seluruh 259 orang di pesawat itu, sebagian besar warga AS, dan 11 orang di darat.

Megrahi, yang telah dinyatakan mengidap penyakit kanker, menjalani hukuman delapan tahun di sebuah penjara Skotlandia karena mendalangi pemboman pesawat tersebut. Ia dibebaskan pada 2009 atas dasar kemanusiaan setelah dokter memvonis hidupnya tinggal beberapa bulan.

Pembebasan Megrahi itu membuat marah politikus di AS, tempat asal banyak korban pemboman tersebut. Perdana Menteri Inggris David Cameron kemudian menyatakan, keputusan menteri kehakiman Skotlandia itu merupakan kesalahan.

Pada Agustus, NTC menyatakan tidak akan mengekstradisi terpidana dalam pemboman pesawat Pan Am itu.

"Kami tidak akan menyerahkan warga negara Libya kepada Barat," kata Mohammed al-Alagi kepada wartawan di Tripoli pada 28 Agustus.

"Al-Megrahi sudah pernah diadili dan tidak akan diadili lagi... Kami tidak menyerahkan warga negara Libya. (Muammar) Gaddafi melakukan hal itu," kata Alagi saat itu.

Tayangan televisi yang menunjukkan Megrahi mendapat sambutan pahlawan setelah pembebasannya di Tripoli membuat marah keluarga korban pemboman Lockerbie.

Jatuhnya Gaddafi mendorong harapan di sejumlah negara Barat bahwa para pemimpin baru Libya bisa dibujuk untuk mengekstradisi terpidana itu. Namun, hal itu tidak akan populer secara politis di Libya, dimana Megrahi dianggap kalangan luas sebagai orang tidak bersalah yang menjadi korban permainan politik.

NTC adalah pemerintah de fakto gerakan pemberontak Libya dan telah diakui sebagai pemerintah sah Libya oleh banyak negara. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011