Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Advokasi Korban Sutet Mustar Bona Ventura mengungkapkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh PT PLN untuk belanja iklan layanan masyarakat tentang keamanan pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) mencapai Rp98 miliar per bulan. "Dana itu cukup besar untuk menanggapi perjuangan warga yang tertindas karena hidup di bawah Sutet," katanya kepada ANTARA News, di Jakarta, Sabtu. Dalam perhitungan yang dilakukan oleh tim advokasi korban Sutet, dana Rp98 miliar per bulan itu terdiri atas penayangan di TV Swasta dan TVRI sebesar Rp48 miliar, "Talk Show" di TV Swasta Rp18 miliar, iklan di Media Cetak dan Radio Rp22 miliar serta "Talks Show" di Radio Swasta Rp6 miliar. Dalam temuan Tim Advokasi tersebut, menurut Mustar, untuk biaya iklan berjudul "Pembangunan Sutet 500 KV Menjamin Keberlangsungan dan Kehandalan Pasokan Listrik" di media surat kabar dibutuhkan biaya sebesar Rp52 juta sekali muat. Biaya keamanan di sepanjang saluran Sutet di wilayah Bogor-Cirebon (Jawa Barat) yang dihuni sekitar 8.000 kepala keluarga (KK) dibutuhkan biaya sebesar Rp4 miliar per bulan. "Jadi untuk biaya ini saja PLN mengeluarkan dana sedikitnya Rp102 miliar per bulan, padahal tuntutan ganti rugi warga korban Sutet di Jawa Barat paling besar hanya Rp160 miliar, jadi PLN sebenarnya tidak melakukan perhitungan dengan cermat," ujar dia. Ketika ditanya langkah selanjutnya atas temuan itu, Mustar menyatakan akan menghadap Departemen Komunikasi dan Informasi terkait besarnya belanja iklan yang tidak sebanding dengan tuntutan warga. Ia mempertayakan, mengapa PLN gencar memasang iklan tersebut ketika warga korban Sutet tengah gencar-gencarnya memperjuangkan nasibnya. Sejauh ini, Mustar tidak akan meminta klarifikasi pada sejumlah perusahaan media yang mendapatkan iklan tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006