Pengalihan hutang untuk alam ini adalah mekanisme pengurangan hutang menjadi modal untuk pelestarian keanekaragaman hayati dan konservasi hutan tropis, yang kewenangannya berada di bawah Undang-undang Konservasi Hutan Tropis Pemerintah Amerika Serika
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat menandatangani kesepakatan perjanjian pengalihan hutang bernilai 28,5 juta dolar AS untuk mendukung konservasi hutan dan usaha pencegahan perubahan iklim di Kalimantan.

WWF dan Badan Konsevasi Alam (TNC) akan bergabung dengan kedua negara tersebut dalam pelaksanaan program untuk pelestarian hutan dan iklim itu, menurut siaran pers TNC yang diterima antaranews, di Jakarta Kamis.

Pengalihan hutang untuk alam ini adalah mekanisme pengurangan hutang menjadi modal untuk pelestarian keanekaragaman hayati dan konservasi hutan tropis, yang kewenangannya berada di bawah Undang-undang Konservasi Hutan Tropis Pemerintah Amerika Serikat.

Perjanjian tersebut mengacu pada pembiayaan konservasi hutan tropis, pencegahan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan.

Proyek pengalihan hutan ini akan dikonsentrasikan kepada tiga kabupaten di Kalimantan, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu (Provinsi Kalimantan Barat), Kabupaten Kutai Barat dan Berau (Provinsi Kalimantan Timur).

Tiga pemerintah daerah dari masing-masing kabupaten yang berkomitmen untuk bekerja bersama warga sipil untuk pelaksanaan konservasi area hutan yang kaya akan karbon dan keanekaragaman hayati, telah memenuhi syarat sebagai daerah yang difokuskan untuk pelaksanaan program TFCA2.

Program TFCA yang pertama difokuskan di area Sumatera.

Pelaksanaan dari program ini melalui pendekatan kepada para pemangku kepentingan, dimana warga sipil adalah kunci dari pelaksanaan program tersebut.

Program pengalihan ini akan difasilitasi oleh pemerintah daerah yang akan ditentukan kemudian.

"Bentuk kerja sama oleh kedua negara melalui Program TFCA2 ini merupakan bentuk realisasi Pemerintah Indonesia dalam komitmennya untuk konservasi hutan dan keanekaragaman hayati, dalam bentuk pengurangan gas rumah kaca yang merupakan garis besar dari `Strategic Plan` dari Kementerian Kehutanan," ujar Dirjen Pelestarian Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, Darori.

Direktur Program TNC Hutan Indonesia Ade Soekadis mengatakan, "Konservasi Alam didukung oleh pengembangan berkesinambungan dari Kabupaten Berau di dalam kerangka kerja Program Hutan Karbon Berau."

Ia menambahkan, TFCA2 diharapkan dapat mendukung pengembangan untuk pengurangan karbon sehingga dapat menolong masyarakat di kabupaten tersebut, untuk dapat mengurangi emisi karbon yang naik hingga 41 persen sementara pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 7 persen sampai 2020.

"Perjanjian TFCA2 ini adalah langkah besar dalam usaha untuk menyelamatkan salah satu hutan terkaya akan ekosistem di dunia," ujar CEO WWF Indonesia, Efransjah.

Ia menambahkan bahwa WWF bangga menjadi bagian dari program yang memiliki banyak pemangku kepentingan, yang akan diawasi langsung oleh pemerintah dan warga sipil.

"WWF dengan bangga mempromosikan program pengalihan yang memberikan keuntungan bagi warga sipil sekaligus menjadikan mereka sebagai pelaksana dari program Jantung Kalimantan ini," ujar Efransjah.

(M016)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011