Kemungkinan korban tenggelam karena tidak mahir berenang. Karena panik dan juga bukan warga sekitar. Ditambah gelapnya malam, korban malah berenang ke tengah menjauh dari tepian waduk bukan ke tepian.
Ngamprah (ANTARA News) - Salah seorang korban tongkang tenggelam di Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, akhirnya berhasil ditemukan pada pukul 17.00 WIB, Kamis, dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

Lokasi penemuan jasad Dadang, berada sekitar 20 meter dari lokasi kejadian. Adapun kejadian tersebut hanya berjarak 50 meter dari tepi Waduk Cirata.

Seperti diketahui, seorang tewas, seorang hilang, dan tiga orang selamat dalam sebuah kecelakaan tongkang tenggelam di Waduk Cirata, Kampung Cikerud, Desa Margalaksana, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa (27/9) malam, pukul 22.00 WIB.

Penemuan jasad Dadang ditemukan tim relawan yang merupakan gabungan unsur Polsek Cipeundeuy, koramil 0920 Cipeundeuy serta beberapa orang petani ikan Waduk Cirata di kedalaman 20 meter dengan kondisi tubuh sudah membengkak akibat tenggelam di dalam air selama 43 jam.

Jasad Dadang diambil tim pencari dengan menggunakan tambang dan jangkar berukuran 20 centimeter, kata Kasi Umum Polsek Cipeundeuy Aipda Supriadi saat dihubungi wartawan, Kamis malam.

"Kemungkinan korban tenggelam karena tidak mahir berenang. Karena panik dan juga bukan warga sekitar. Ditambah gelapnya malam, korban malah berenang ke tengah menjauh dari tepian waduk bukan ke tepian," ujarnya.

Sesaat setelah jasad Dadang ditemukan, tangis keluarga pun langsung pecah. Di tepi waduk, jenazah langsung dimandikan oleh tokoh agama setempat bersama warga. Kemudian jenazah Dadang dibawa ke rumah duka di Desa Tenjolaut, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat.

"Meskipun sudah tidak bernyawa lagi, kami senang karena akhirnya jasad beliau bisa ditemukan. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu," kata Ipit Hasanudin adik ipar Dadang.

Menurutnya, sejak kejadian tongkang tenggelam dan mendengar kabar kehilangan Dadang, keluarga mengaku pasrah. Mereka merasa bahwa almarhum sudah tiada. Hanya saja, pihak keluarga menginginkan pemakaman almarhum dilakukan secara normal dan tidak hilang begitu saja menghilang di Waduk Cirata.

Salah seorang relawan pencari jasad Dadang, Rahmat Hidayat mengatakan, pencarian jasad korban terkendala karena minimnya peralatan dan sederhana serta gelapnya dasar danau akibat bekas sawah berundakdan banyak sisa pakan ikan. Makanya, tim pencari sempat berinisiatif menggeser jaring apung milik salah seorang petani.

"Apalagi kalau malam, penerangannya kurang. Jadi kami sulit kalau hanya memakai lampu petromak. Sejak siang, kita siasati dengan menggeser jaring apung. Akhirnya kita dapat menemukan jasad di wilayah yang asalnya ada kolam terapung," ujar Rahmat.

(Y003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011