Kupang (ANTARA News) - Aktivitas kegempaan Gunung Api Anak Ranaka di Kabupaten Manggarai terus meningkat dari level II pada pertengahan September hingga akhir September meningkat menjadi level III dan masih dalam status siaga, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

Bupati Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur Kris Rotok melalui pesan singkatnya dari Manggarai, Kamis, mengatakan, kenaikan status level II menjadi III itu masih fluktuatif. Artinya sesewaktu turun dan sesewaktu juga naik, sehingga semua pihak harus terus berwaspada.

"Ini hasil laporan resmi yang diterima pemerintah Kabupaten Manggarai dari penjaga pos pemantauan aktivitas Gunung Api Anak Ranaka, Bernadus Taut, yang setia saat meng-up date aktivitas gunung Ranaka dan menyebarkan ke publik termasuk ke Pemda setempat untuk diketahui dan ditindaklanjuti," katanya.

Ia menyebut perkembangan dan data gempa vulkanik A maupun B yang terjadi pada Gunung Anak Ranaka, hingag Rabu (28/9/2011), masih terus terjadi, meskipun diakui sangat fluktuatif.

Bupati Rotok menyebut laporan itu, gempa vulkanik A dan B, maupun gempa tektonik jauh dan tektonik lokal yang terekam pada seismograf, Kamis (19/9/2011), hingga pukul 06.00 WITA 28 september 2011, tercatat gempa vulkanik A atau dalam (10 kilo meter ke bawah dari puncak gunung) sebanyak 129 kali.

Sementara vulkanik B atau dangkal (10 kilo meter ke atas dari puncak gunung) sebanyak 21 kali tektonik lokal 10 kali (termasuk gempa terasa) dan tektonik jauh 14 kali.

"Dari data ini, katanya gempa vulkanik A, terbanyak terjadi pada Selasa (20/9/2011) lalu, yakni 50 kali. Dan dengan demikian saat ini, status Gunung Anak Ranaka masih pada status siaga atau level III.

Menurut Bupati Rotok, sebelumnya Pusat vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi menaikan status gunung Api Anak Ranaka di Kabupaten Manggarai dari aktif normal (level I) ke waspada (level II).

Tekait hal itu Pemerintah Daerah setempat telah menurunkan tim Vulkanalogi guna melakukan penelitian, termasuk aktivitas Gunung Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur.

Peningkatan status gunung Api Anak Ranaka itu di lakukan sejak jumat (2/9/2011) lalu dan hingga saat ini dan kondisinya masih terus di pantau.

Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tidak mendekat ke kawah aktif Gunung Api Anak Ranaka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kalau gunung itu mengeluarkan lava panas.

Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay, di tempat terpisah di Kupang, mengatakan Pemprov NTT, telah berkoordinasi dengan Pemkab Manggarai dan Flores Timur untuk upaya penyelamatan warga apabila terjadi hal-hal yang luar biasa.

"Tim dari Pemprov NTT sudah ada di daerah untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten," katanya.

Sebelumnya berdasarkan perkembangan aktifitas gunung api itu dinaikan statusnya dari aktif normal ke waspada, namun masyarakat jangan terpancing untuk panik, karena segala sesuatu ada waktunya.

Terhadap hal ini, Bupati Rotok mengatakan pemerintah telah mengeluarkan peringatan dan imbauan agar waspada dan siap siaga, jika gunung Anak Ranaka meletus.

Gunung Api Anak Ranaka terakhir meletus pada 11 Januari 1988, dengan ketinggian asap saat itu mencapai sekitar 8.000 meter disertai luncuran aliran awan panas yang mengarah ke Wae Reno dan Wae Teko di sebelah utara gunung api itu.
(ANT-084/E001)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011