Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat di sepanjang Sungai Putih, Jumoyo, Magelang, Jawa Tengah, perlu mewaspadai terjadinya banjir lahar dingin pada musim hujan, kata pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Bambang Wijaya Hariadi.

"Hal itu disebabkan daerah-daerah yang terkena dampak banjir lahar dingin beberapa waktu lalu infrastrukturnya hingga saat ini masih banyak yang belum diperbaiki," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Bahkan, menurut dia, dari beberapa tanggul dan jalur sungai di sepanjang Sungai Putih tersebut banyak yang sudah mengalami perubahan, baik arah maupun kondisinya yang longsor dan tergerus akibat penambangan pasir.

Ia mengatakan, daerah-daerah yang sebelumnya terkena dampak banjir lahar dingin akan tetap berpotensi terkena kembali.

Selain itu, jika dilihat dari kondisi batuan di atas dan sekitar Gunung Merapi yang telah mengeras, maka ketika terkena hujan deras ada kemungkinan dampaknya akan lebih besar dan merusak.

"Jika hujan di atas deras, maka akan menjadi banjir yang sifatnya semakin merusak karena materialnya lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya," katanya.

Oleh karena itu, masyarakat harus tetap waspada dengan bahaya banjir lahar dingin. Ketika hujan deras, banjir yang terjadi bisa lebih parah dibandingkan dengan sebelumnya.

"Hal itu bisa terjadi karena daerah-daerah yang terdampak banjir lahar dingin beberapa waktu lalu belum ada `terapi` infrastruktur," katanya.

(L.B015*H010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011