Malang (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhajir Effendi meminta semua pihak tidak hanya menyalahkan menteri yang kinerjanya menuai kegagalan selama membantu presiden.

"Menteri-menteri yang dinilai gagal dalam mengemban tugasnya itu bukan sepenuhnya kesalahan menteri bersangkutan, tetapi salahkan yang memilih," kata Muhajir ketika ditanya soal rencana perombakan kabinet dalam waktu dekat ini.

Menurut Muhajir yang juga pengamat militer itu, kriteria pengangkatan seorang menteri tidak menggunakan kriteria yang objektif atau bisa diukur, melainkan berdasarkan komitmen politik dengan para pendukungnya.

Muhajir yang juga Rektor UMM itu mengemukakan pengangkatan seseorang menjadi menteri selama ini juga tidak didasarkan kepada profesionalisme atau prestasi yang telah dicapai seseorang sesuai bidang yang diamanahkan kepadanya (menteri,red).

Paling tidak, katanya, kriteria objektif yang menjadi landasan atau acuan untuk menentukan seorang menteri ada empat yakni prestasi, dedikasi, loyalitas, profesional, dan tidak tercela (bersih).

Sebenarnya, katanya, ketika muncul wacana perombakan kabinet, menjadi momentum untuk memilih kabinet yang memenuhi kriteria objektif.

Hanya saja, katanya, jika itu dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan berpengaruh terhadap stabilitas politik dan ekonomi.

"Untuk saat ini memang menjadi pilihan sulit untuk mengangkat (memilih, red.) menteri-menteri yang memenuhi kriteria objektif dan siapapun presidennya akan sulit," katanya.

Dalam waktu dekat ini rencananya Presiden SBY akan melakukan perombakan kabinet.

Beberapa menteri bermasalah disinyalir bakal diganti.
(E009)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011