Bahorok (ANTARA News) - Cuaca di hutan Bahorok tidak menentu, sehingga Badan SAR Nasional akan membawa jenazah penumpang Casa 212-200 dengan cara "sling".

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Daryatmo di Bahorok, Minggu, mengatakan, cara "sling" itu terpaksa dilakukan agar proses evakuasi dapat dilakukan.

Namun, perwira tinggi TNI Angkatan Udara tersebut tidak bersedia menerangkan tentang cara evakuasi tersebut. "Tidak enak sama keluarga (korban)," katanya.

Menurut Daryatmo, sejak pagi hari pihaknya telah mengirimkan tim untuk mengevakuasi penumpang pesawat milik PT Nusantara Buana Air (NBA) itu.

Namun, kata dia, karena lokasi jatuhnya pesawat terbang itu cukup curam, evakuasinya juga tidak dapat dipercepat, karena angin di hutan itu sangat kencang. "Tidak mungkin didaratkan (helikopternya)," katanya,

Pihaknya mendapatkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika bahwa angin di hutan itu mencapai 40 knot atau sekitar 70 Km per jam.

Daryatmo menegaskan pihaknya terus mencari upaya agar korban pesawat Casa 212-200 yang berjumlah 18 orang itu segera dievakuasi.

"Kami juga ingin secepat mungkin," katanya.
(I023)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011