Tentu saja perubahan transisi ini akan membutuhkan pendanaan yang besar
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia membuka peluang kerja sama teknologi energi bersih dengan negara-negara peserta presidensi G20 untuk mempercepat target penurunan emisi karbon dan peningkatan bauran energi di dalam negeri.
 
Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Mineral Arifin Tasrif dalam konferensi pers sidang Kelompok Kerja Transisi Energi (Energy Transitions Working Group/ ETWG) yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan dari 46 teknologi yang ada saat ini baru enam teknologi yang terbukti kompetisi.
 
"Tentu saja perubahan transisi ini akan membutuhkan pendanaan yang besar. Untuk itu bagaimana 20 negara yang termasuk dalam kelompok G20 yang merupakan pemberi kontribusi 80 persen dari perekonomian dunia bisa memberikan dukungan," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
 
Forum transisi energi G20 terdiri dari beberapa rangkaian pertemuan mulai dari sidang ETWG pertama di Yogyakarta pada 23-25 Maret 2022. Selanjutnya ETWG kedua di Labuan Bajo, ETWG ketiga di Bali, serta Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM).
 
Puncak Presidensi G20 Indonesia adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada September 2022.

Baca juga: Menteri ESDM: ETWG G20 fokus pada transisi energi
 
Menteri ESDM Arifin menyampaikan Pemerintah Indonesia mulai berbenah dengan mengurangi pemanfaatan teknologi energi fosil yang tinggi karbon melalui program dedieselisasi.
 
Program itu akan menyasar 5.200 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tersebar di 2.130 lokasi di Indonesia, lalu menggantinya dengan teknologi listrik tenaga gas alam, matahari, air, maupun biomassa
 
Bahkan teknologi yang berkembang saat ini yaitu energi air laut, arus pasang surut, under curent, termasuk teknologi energi panas marine heat juga sudah mulai berkembang.
 
"Kami sudah melakukan penjajakan dengan technology owner," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif.
 
"Kami minta dilakukan oleh negara-negara yang maju dalam teknologi untuk bisa menyempurnakan penelitian dan pengembangan bagaimana temuan teknologi ini bisa dikembangkan menjadi teknologi yang memiliki skala industri yang kompetitif dan proven," ucapnya.

Baca juga: Teknologi "smart grid" dan "super grid" kunci penetrasi energi bersih
 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022