Jakarta (ANTARA News) - Citi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun mendatang dapat mencapai dua digit dengan dukungan sumber daya alam dan tingkat konsumsi masyarakat.

"Sumber daya alam berupa komoditas yang diekspor keluar negeri merupakan pendorong utama meningkatnya produk domestik bruto (PDB) dari tahun ke tahun," kata Chief Country Officer Citi Indonesia, Tigor M Siahaan di Jakarta, Kamis.

Selain itu, menurut dia, para manajer investasi baik asing maupun lokal juga aktif melakukan investasi dalam jangka panjang di pasar domestik sehingga membuka lapangan kerja baru bagi angkatan kerja.

"Dengan terbukanya lapangan kerja baru tersebut, maka masyarakat akan mempunyai pekerjaan dan pada gilirannya akan mendorong daya beli masyarakat sehingga angka pengangguran akan turun," ucap Tigor Siahaan.

APBN Perubahan 2011 menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5 persen, sementara dalam RAPBN 2012 diusulkan asumsi sebesar 6,7 persen.

Ia mengatakan, potensi pasar Indonesia yang menarik merupakan faktor utama yang mendorong negara-negara maju melakukan investasinya di Indonesia, sementara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat saat ini ekonominya mengalami kelesuan.

"Kami optimis Indonesia akan menjadi negara yang tumbuh pesat, karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki negara lain seperti tenaga kerja dan sumber alam (batubara, dan tambang, komoditi) dan kekayaan laut," katanya.

Jadi, lanjut dia, peluang Indonesia menjadi negara yang tumbuh lebih baik sebenarnya sudah ada, namun diperlukan tata kelola yang lebih baik untuk kepentingan negara.

"Dengan masuknya dana asing dalam jumlah besar ke pasar domestik merupakan peluang Indonesia untuk terus mendorong aktivitas sektor riil," ucapnya.

Menurut dia, Indonesia juga masih menerapkan tingkat suku bunga yang tinggi di mana BI rate mencapai 6,75 persen, sedang negara Eropa dan Amerika Serikat dalam dua tahun kedepan masih menerapkan suku bunga rendah.

"Karena itu pasar Indonesia masih tetap merupakan pasar yang menarik yang mendorong pelaku asing terus menempatkan dananya di pasar uang maupun pasar saham," ujarnya.

Ketika ditanya pers mengenai krisis utang di Amerika dan Eropa yang bisa gagal bayar, Tigor mengatakan, merupakan peluang yang besar bagi pelaku asing untuk lebih aktif menempatkan dananya di Indonesia.

"Pelaku asing secara agresif akan menempatkan dananya yang semula dalam jangka pendek menjadi jangka panjang," katanya.

Karena itu, lanjut dia, Indonesia akan tumbuh menjadi negara yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi didukung berbagai faktor termasuk investasi.

Menurut dia, posisi cadangan devisa Indonesia pada 2011 yang mencapai sekitar 125 miliar dolar AS juga menunjukkan bahwa ekonomi nasional terus menguat dibanding cadangan devisa pada 2009 yang hanya 27 miliar dolar AS.
(T.H-CS/A039)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011