Jakarta (ANTARA News) - Aparat Polri telah mengamankan sejumlah barang bukti terkait ledakan di ruang ATM BRI di Jalan Affandi, Gejayan, Catur Tungal, Depok, Sleman, Yogyakarta, diantaranya selebaran yang berisi pesan yang sepertinya sengaja ditinggalkan oleh pelaku.

Pesan dalam selebaran tersebut bertuliskan: "Negara Korporasi, Polisi-Militer adalah Teroris Sebenarnya, Pemberontakan Sosial Akan Terus Berlanjut Karena Mentari Masih Bersinar".

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam kepada wartawan di Jakarta Jumat mengatakan bahwa Polri masih memeriksa secara intensif seorang yang diamankan terkait ledakan yang terjadi pada Jumat pukul 02.00 WIB itu.

"Kita juga telah berhasil mengamankan satu orang yang sekarang masih didalami dan ditunggu saja," kata Anton Bachrul Alam.

Polisi dalam memeriksa punya waktu 1x24 jam kalau itu terkait dengan pidana umum. "Tapi kalau terkait terorisme kita punya waktu satu minggu," ujarnya.

"Saat ini, tim dari Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) juga mendalami apakah ini bom molotov atau karena korsleting dari hubungan arus pendek karena kaca di ruang pecah dan terbakar tetapi mesinnya masih utuh, uangnya masih utuh, tapi plafonnya terbakar," kata Anton.

Tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) masih mendalami penyebab ledakan tersebut, katanya.

"Para saksi melihat beberapa orang melarikan diri kemudian tasnya tertinggal.dari tas yang tertinggal itulah kita dapatkan penelitian penyelidikian pengembangan," kata Anton.

Ada tiga orang saksi yang sedang dimintai keterangan di Polsek Depok Barat Sleman dengan inisial DH, FH dan TC.

Lokasi tempat kejadian sudah diamankan polisi, mesin ATM Milik BRI di Jl Gejayan dekat Mini Market VIKITA Sleman masih dalam keadaan utuh, uangnya masih tersimpan dengan baik dalam mesin ATM.

Polisi di tempat kejadian perkara (TKP) menemukan bau minyak tanah.

Saksi mata juga mengatakan saat ATM dilempar molotov kondisi arus lalu lintas sekitar Jalan Affandi masih ramai. Meski banyak toko sudah tutup, beberapa toko swalayan 24 jam masih buka.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011