Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, menilai bahwa mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Moerdiono, yang wafat pada Jumat (7/10), adalah sosok yang telah berjasa pada negara Indonesia sesuai dengan kapasitas dan jabatannya.

"Moerdiono adalah sosok yang tenang dalam menghadapi kemelut politik maupun dinamika di antara pejabat negara," katanya usai diskusi "Polemik: KPK Sesuatu Banget" di Jakarta, Sabtu.

Ikrar juga menilai, Moerdiono adalah sosok yang loyal kepada Presiden pada saat itu, yakni Presiden Soeharto.

Jika diibaratkan suatu pasukan besar, menurut dia, Presiden Soeharto adalah panglimanya, sedangkan Moerdiono adalah komandannya.

"Dengan sikapnya yang tenang, serta loyal kepada pimpinan, Moerdiono berhasil meredam kemelut dan dinamika yang muncul," katanya.

Menurut dia, purnawirawan Mayjen TNI tersebut berhasil memadukan informasi sehingga di antara menteri kabinet pada saat itu tidak terjadi konflik.

"Ini adalah jasa Moerdiono yang perlu ditiru oleh menteri kabinet pada saat ini," katanya.

Sikap tenang dan hati-hati dari Moerdiono, kata dia, kadang-kadang membuat publik tidak sabar menanti kata demi kata yang akan diucapkannya.

"Bagi saya Moerdiono adalah sosok yang harus dihargai jasa-jasanya," katanya.

Moerdiono yang meninggal dunia di Rumah Sakit Gleneagles Singapura, Jumat, pukul 19.40 waktu Singapura, rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, pada Sabtu, sekitar pukul 15.00 WIB.

Pengacara keluarga Moerdiono, Henry Yosodiningrat, menjelaskan bahwa Pak Moer meninggal dunia karena menderita komplikasi paru-paru yang sudah lama diidapnya.

Jenazah almarhum, kata dia, diberangkatkan dari Singapura sekitar pukul 13.00 waktu setempat dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

"Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, jenazah almarhum langsung diberangkatkan ke Kalibata untuk dimakamkan," ujar Henry.

Pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, pada 19 Agustus 1934 itu menjabat mensesneg selama dua periode, yaitu dalam Kabinet Pembangunan V (21 Maret 1988-17 Maret 1993) dan Kabinet Pembangunan VI (17 Maret 1993-16 Maret 1998).
(T.R024/I007)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011