Sleman (ANTARA News) - Aparat Kepolisian Polda Yogyakarta dan Polres Sleman masih memburu pelaku utama pembakaran Anjungan Tunai Mandiri Bank BRI di Jalan Affandi, Gejayan, Desa Catur Tunggal  dan menyakini orang yang mereka cari masih berada di Yogyakarta dan sekitarnya.

"Kami yakin eksekutor pembakaran ATM BRI yakni KL masih berada di Yogyakarta dan belum keluar daerah. Kondisi pelaku ini luka bakar karena terkena api saat melakukan pembakaran ATM BRI tersebut," kata Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini, Sabtu.

Menurut dia, pengejaran dilakukan intensif di sejumlah rumah sakit dan jasa pelayanan medis karena ada kemungkinan pelaku berobat.

"Kami juga menerjunkan sejumlah intel untuk memantau dan mengawasi kemungkinan keberadaan pelaku di sejumlah rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan, selain itu pihaknya juga melakukan pengawasan di tempat-tempat kos yang dicurigai digunakan pelaku untuk bersembunyi.

"Pelaku ini kan bukan asli orang Yogyakarta, ia berasal dari luar Jawa jadi ada kemungkinan juga pelaku sembunyi di tempat kos kenalannya yang ada di Yogyakarta ini," katanya.

Irwan mengatakan, upaya ini dilakukan sebagai tindak isolasi untuk mempersempit ruang gerak KL karena sejak terjadi aksi pembakaran yang menyebabkan ATM BRI meledak itu, polisi masih kesulitan melecak jejaknya.

"Meski kami telah mengamankan tiga orang saksi yang diduga kuat juga ikut terlibat yakni BA, RN, dan SS, namun keberadaan pelaku utama ini belum diketahui," katanya.

Ia mengatakan, dari identitas yang berhasil dikumpulkan pihaknya, KL memiliki ciri fisik dinatarnya rambut ikal, tinggi sekitar 165 cm, umur 20 hingga 25 tahun, dan memiliki luka bakar di salah satu lengannya. "KL juga dikatakan memiliki logat bicara khas luar Jawa," katanya.

Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Tjuk Basuki mengatakan dalam kasus pembakaran ATM BRI kemarin, KL merupakan eksekotor lapangan yang membakar ATM.

"Dia yang tuang bensin lalu membakar, dan dia juga terkena api hingga mengalami luka bakar pada lengannya," katanya.

Ia mengatakan, dari data yang dikumpulkan, diduga ledakan dipicu oleh beberapa faktor kuat yakni monitor mesin ATM yang panas terlalu tinggi, "Air Conditioner" (AC) dalam ruang ATM, dan asap pekat yang terkumpul dan meenyebabkan panas tinggi.

"Yang jelas bukan bom, karena skala ledakannya hanya di sekitar ATM saja," katanya.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011